Panglima TNI: 70 Persen Konflik Terjadi di Negara Penghasil Migas

Panglima TNI: 70 Persen Konflik Terjadi di Negara Penghasil Migas
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dan Gubri Arsyadjuliandi Rachman saat menghadiri kuliah umum di UIN Suska Pekanbaru

PEKANBARU - Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo merasa muda lagi ketika melihat ribuan mahasiswa dan siswa di gedung PKM Kampus UIN Suska Riau untuk memberikan kuliah umum.

Paparan Panglima pun membuat ribuan orang di dalam gedung itu terpelongo, karena pimpinan TNI itu menyampaikan beberapa indikator ancaman negara, seperti narkoba, terorisme, teknologi, imigrasi dan energi. Dimana secara garis besar semuanya terjadi karena persaingan global.

Mungkin ‎masyarakat sering mendengar kalau narkoba menjadi ancaman negara. Ternyata energi juga menjadi ancaman besar bagi negara, karena bisa menimbulkan konflik. Dimana konflik kerap terjadi di negara-negara penghasil energi minyak dan gas.

"Semua konflik terjadi di negara penghasil minyak seperti Libya Mesir, Irak, Ukranina, Kuwait, Yaman, Negeria, Sudan, Kongo dan Suriah. Itu berdasarkan peta komplik tahun 2013," kata Panglima TNI Gatot.

Menurutnya, seti‎daknya 70 persen konflik dipengaruhi energi, bukan karena perbedaan suku, etnis dan agama melainkan energi. Tidak menutup kemungkinan ancaman tersebut akan terjadi di Indonesia.

"Persoalannya adalah energi fosil itu diperkirakan akan habis pada 2043 mendatang. Sekarang beberapa negara penghasil minyak sudah terjadi konflik, dan terjadi imigrasi. Kalau tak waspada kita bisa diusir di negeri sendiri," paparnya.

Menurutnya, ‎Indonesia memiliki garis pantai terpanjang nomor dua setelah Kanada. Dan Indonesia memiliki pulau terbesar di dunia. Kondisi itu akan membuat negara-negara lain iri, karena Indonesia kaya dengan Sumber Daya Alam (SDA). Bahkan kekayaan alam Indonesia tak terbatas.

Meski tidak menginggung Riau salah satu penghasil minyak dan gas‎ di Indonesia, namun

‎perspektif ancaman akan terjadi di Pulau Masela bagian timur Maluku. Karena Masela terdapat blok minyak dan gas terbesar yang dimiliki Indonesia.

"Kita punya pengalaman pahit tentang Timor Leste. Jangan sampai Pulau Masela dikuasi oleh pihak asing. ‎Karena negara Adikuasa (Amerika Serikat) sudah mengincar energi minyak Irak. Ini yang harus kita diwaspadai bersama," tegasnya mengingatkan.  (ckp)

Halaman :

Berita Lainnya

Index