Rusia Kembangkan Program Isolasi Server Asing

Rusia Kembangkan Program Isolasi Server Asing
Ilustrasi

Rusia telah mengembangkan sebuah program yang memungkinkan pengisolasian semua lalu lintas internet internal pada server yang berada di dalam negeri.

Tujuannya untuk meminimalisasi risiko serangan peretas (hacker) asing terhadap dokumen sensitif. Kementerian Komunikasi Rusia mengungkapkan, skema baru ini dituangkan ke dalam "Doktrin Digital Ekonomi", yang kemudian dilaporkan ke Presiden Vladimir Putin untuk didiskusikan.

Andaikata skema ini disetujui untuk diimplementasikan, maka pangsa lalu lintas internet antara server Rusia dan asing akan turun drastis dari 60 persen saat ini, menjadi hanya 5 persen.

Kominfo sebelumnya telah membuat proposal serupa, tepatnya pada Mei 2016, seperti dikutip situs Russia Today, Jumat, 12 Mei 2017.

Mereka merilis amandemennya sendiri untuk program pengembangan informasi masyarakat, yang mana menyediakan 99 persen infrastruktur internet kritis ke pusat data di Rusia.

Pada September 2015, pemerintah juga memperkenalkan seperangkat peraturan yang mewajibkan semua perusahaan yang menawarkan layanan internet untuk menyimpan data informasi pribadi pengguna di dalam negeri.

Akan tetapi, Kominfo menolak untuk menunda penegakan skema ini menjadi undang-undang. Akan tetapi, pihaknya mengizinkan pengecualian untuk beberapa cabang bisnis, seperti maskapai penerbangan.

Menurut peraturan ini, data pribadi yang dikumpulkan sebelum 1 September 2015, dapat tetap berada di server asing dalam bentuknya yang tidak berubah.

Sementara itu, Perusahaan Telekomunikasi Rusia, Rostelecom, mencatat bahwa pangsa lalu lintas data lintas-batas secara teknis dapat turun.

Namun, para pelaku bisnis telekomunikasi itu memutuskan untuk memelihara saluran cadangan yang masuk akal untuk kemungkinan keadaan darurat.

Selain itu, beberapa wilayah Rusia, seperti eksklave Kaliningrad, tidak memiliki kontak langsung dengan daratan Rusia dan hanya mengandalkan koneksi internet dari "pihak asing".

Rostelecom juga mengatakan bahwa pihaknya tidak mengharapkan adanya penolakan terhadap proposal dari penyedia data Rusia, karena implementasinya relatif mudah dan murah.

Inilah pula memungkinkan pengecualian untuk kasus-kasus yang dijelaskan dalam berbagai perjanjian dan kesepakatan internasional, seperti layanan visa online kedutaan besar asing. (Vva)

Halaman :

Berita Lainnya

Index