Ini Cara Mengatasi Anak yang Suka Menjerit

Ini Cara Mengatasi Anak yang Suka Menjerit
Ilustrasi

Anak berusia 1 tahun biasanya senang sekali menjerit-jerit saat ia merasa senang. Awalnya mungkin lucu, namun lama-kelamaan periakuny itu bisa mengganggu.

Untuk orang tua, pada masa ini Anda memang akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk menutup telinga dengan tangan. Ya, ia memang sedang senang-senangnya mengeluarkan aneka suara yang memekakkan, di samping suara-suara yang normal.

Sejak usia 5 bulan, kebanyakan bayi mulai bereksperimen dengan bunyi-bunyi yang bisa ia hasilkan. Pada usia 7 bulan ke atas, anak mulai berteriak sekencang-kencangnya. Masalahnya, makin lama makin tinggi intonasinya. Hal ini seperti dilansir dari laman parenting, Sabtu 20 Mei 2017.

Menurut dr. William Sears, dokter anak dari AS, ada berbagai alasan si kecil membuat keributan ini yaitu Ia kagum dengan kekuatan suara mungilnya, senang bereksperimen dengan aneka volume suara, serta terpana dengan efek suara kencangnya pada orang lain.

Misalnya, jeritannya mampu membuat orang-orang dewasa di suatu ruangan langsung terdiam. Meski jeritannya sangat mengganggu, ini adalah cara yang normal bagi si kecil belajar berkomunikasi.

Bagi anak Anda, bagaimana pun, jeritan menjadi alat berkomunikasi. Suara yang ia hasilkan bisa membuat orang di sekitarnya mendengarkan dirinya. Untuk itu, Anda harus membantu ia lebih memelankan suaranya, sehingga ramah bagi telinga orang lain.

Berikut adalah cara membuat si tukang jerit kecil memiliki keterampilan bersosialisasi yang benar:

Jangan terkaget-kaget. Jika Anda melompat atau terkejut, reaksi ini membuat si kecil salah mengintepretasikannya sebagai, “Saya harus menjerit untuk mendapat perhatian kamu.” Jadi, bersikaplah tenang dan jawablah dengan suara normal menghadapi ia. Bayi Anda akan mengerti bahwa beginilah cara berbicara yang tepat dengan keluarga.

Gunakan mimik wajah dan gerakan tangan. Komunikasi secara nonverbal, seperti meletakkan jari di bibir saat meminta ia berbisik, harus diikuti ekspresi, “Suaranya yang lembut, ya.” Ia akan belajar kalau Anda lebih memilih ia mengeluarkan suara seperti itu.

Teriak di luar. Begitu ia berteriak, segera ajak ke luar rumah. Bila perlu, Anda ikut berteriak dengannya. Lama-kelamaan si kecil akan belajar di mana ia bisa dan tidak bisa berteriak. (R24)

Halaman :

Berita Lainnya

Index