Diskes Kuansing Lakukan Fogging Di Desa Koto Sentajo Guna Pencegahan DBD

Diskes Kuansing Lakukan Fogging Di Desa Koto Sentajo Guna Pencegahan DBD
Petugas Dinas Kesehatan Kuansing dan UPTD Kesehatan Sentajo Raya Saat Melakukan Fogging di Desa Koto Sentajo

KUANSING - Untuk mencegah penularan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Dinas Kesehatan Kabupaten Kuantan Singingi bersama UPTD Kesehatan Kecamatan Sentajo Raya pada Selasa (8/8/2017) lalu melakukan fogging dirumah warga Desa Koto Sentajo.

Kepala Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan (PMK), dr Detri Elvira didampingi Kepala UPTD Kesehatan Kecamatan Sentajo Raya Ermayenis Amd Keb kepada media menuturkan, bahwa kegiatan fogging atau pengasapan dirumah warga Koto Sentajo dilakukan dengan adanya laporan warga yang terkena kasus DBD," papar Detri.

Dikatakan dr Detri Elvira lebih lanjut, Kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue atau yang lebih dikenal dengan DBD biasanya akan cenderung mengalami peningkatan seiring dengan datangnya musim penghujan. "Tingginya curah hujan dapat meningkatkan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD, yaitu Aedes Aegypti. Faktor lingkungan serta pemahaman dan kesadaran masyarakat yang masih minim tentang penyakit ini adalah beberapa hal yang ikut menyebabkan kasus DBD masih belum tuntas," jelas dr Detri.

Walaupun sudah sejak lama pemerintah mencanangkan berbagai program untuk mencegah timbulnya kasus DBD, tetapi hal tersebut tetap saja tidak bisa menuntaskan munculnya penyakit ini.

Salah satu program pemerintah yang sudah sangat akrab ditelinga kita untuk mencegah penularan kasus DBD adalah fogging atau pengasapan. Tetapi langkah tersebut dinilai kurang efektif karena beberapa alasan seperti:

1. Fogging hanya akan mematikan nyamuk dewasa saja, bukan jentik nyamuk. Padahal yang perlu diantisipasi lebih lanjut adalah jentik nyamuknya dan ratusan telur nyamuk turunannya. Kegiatan fogging selama ini tidak dilakukan secara rutin, melainkan hanya dilakukan pada saat kasus DBD sudah terjadi atau bahkan memakan korban jiwa.

2. Fogging hanya dilakukan di kawasan tertentu saja yang sedang terdampak wabah DBD saja, bukan di seluruh daerah, sehingga ada kemungkinan nyamuk akan berpindah tempat, Fogging dilakukan dengan menggunakan insektisida sehingga berisiko mengganggu kesehatan masyarakat.

Dalam praktiknya, ada pula beberapa warga yang tidak mau lingkungan rumahnya difogging, atau ketika fogging dilakukan sang pemilik rumah tidak berada ditempat sehingga nyamuk dewasa akan tetap hidup di sana.

Diperlukan sosialisasi lebih lanjut untuk melakukan fogging. Dosis yang dimasukkan ke dalam mesin fogging harus tepat. Asap yang dikeluarkan dari hasil pembakaran insektisida seharusnya dapat membuat nyamuk mati jika dosisnya tepat, jika tidak tepat maka nyamuk hanya akan pingsan kemudian hidup kembali.

Lebih lanjut dr Detri Elvira menjelaskan, Berdasarkan alasan tersebut akhirnya pemerintah mengambil langkah untuk memerangi penyakit ini dengan menerapkan program lain yang dinilai lebih efektif dan efisien. Program tersebut adalah program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus. 

Program PSN 3M terdiri dari Menguras atau Membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat pernampungan air seperti bak mandi, ember, air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es, dan lain-lain.

Menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya. Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular penyakit DBD.

Sedangkan yang dimaksud dengan Plus adalah segala bentuk pencegahan seperti, Menaburkan bubuk larvasida (lebih dikenal dengan abate) pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk Menggunakan kelambu saat tidur, Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk. Menanam tanaman pengusir nyamuk, Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah, Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain sebagainya.

Program PSN 3M Plus harus ditingkatkan terutama pada musim hujan ataupun pancaroba, karena biasanya pada musim inilah kasus DBD meningkat. Selain dapat mencegah, program PSN 3M Plus juga dinilai dapat memberantas perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti. "Tentunya masyarakat juga diharapkan agar lebih peduli dengan kejadian penyakit ini dan tidak hanya mengandalkan tindakan dari petugas kesehatan saja," ujar dr Detri.

"Kerjasama yang baik antara masyarakat dengan pemerintah atau petugas kesehatan akan membuat kasus DBD tidak lagi menjadi penyakit "langganan" yang menyerang masyarakat," tutur dr Detri.

Sementara itu Kepala Desa Koto Setajo Heprianto menyambut baik atas pencegahan penularan DBD dengan cara fogging yang dilakukan Dinas Kesehatan bersama UPTD Kesehatan Kecamatan Sentajo Raya terhadap rumah warga. "Kita berharap cara ini akan mampu memberantas DBD," ujarnya.

Kades Heprianto juga menghimbau warga agar lebih peduli dengan kejadian penyakit ini dan tidak hanya mengandalkan tindakan dari petugas kesehatan saja," harapnya.***

Halaman :

Berita Lainnya

Index