Kisah Perempuan Pengantar Makanan Zaman Perang Yang Terlupakan

Kisah Perempuan Pengantar Makanan Zaman Perang Yang Terlupakan

Tanggal 17 Agustus merupakan hari kemerdekaan Indonesia. Seluruh masyarakat Indonesia selalu merayakan dengan rangkaian upacara dan perlombaan.

Namun, kita harus tetap ingat bahwa kemerdeakaan Indonesia tak pernah lepas dari jasa para pahlawan.

Akan tetapi, pahlawan bukan saja mereka yang mengangkat senjata dan berjuang di medan perang. Ada banyak sosok pahlawan lain yang jasanya sangat luar biasa meski yang mereka melakukannya di "balik layar".

Salah satunya adalah Luh Candra Asih, wanita yang kini berusia 94 tahun merupakan salah satu sosok yang berjasa dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Wanita yang akrab disapa Ninik Luh Ayu memang tidak ikut terjun di medan perang untuk melawan penjajah. Tapi perannya sangat penting dan dibutuhkan oleh pejuang kemerdekaan.

Nenek yang kini tinggal di lingkungan Banjar Paketan, Kelurahan Paket Agung, Buleleng Bali, dulunya adalah seorang pengantar makanan di zaman perang. 

Seperti yang dilansir dari merdeka.com, dulu ia bersama kelompok juru masak lainnya bertugas membawa makanan ke pejuang yang bersembunyi di balik Bukit Buleleng.

Bertugas Jadi Pengantar Makanan. Di usianya yang masih belasan kala itu, Luh Ayu ikut membantu membawakan makanan untuk para pejuang perang kemerdekaan. Membawa beras sepikul menuju posko jelas bukan hal yang mudah. Perjalanan itu harus dilakukan dengan hati-hati agar tak tertangkap penjajah, belum lagi dengan ancaman begal atau perampok di hutan.

Setibanya di posko, ia akan menunggu masakan selesai bersama dengan remaja lainnya. Baru setelah itu, ia akan pulang dengan dikawal dua pejuang. 

Luh Ayu sendiri merupakan satu dari banyaknya pejuang lain yang merasakan beratnya perjuangan di masa penjajahan Jepang.

"Ingat ninik waktu orang teriak-teriak merdeka sudah umur 20-an tahun. Ninik bawa beras ke posko terus bawa makanan ke pejuang yang perang," kenangnya dengan bahasa Bali.

"Kalau mau ke Gigit kan ada monumen patung-patung orang perang. Nah di situ para pejuang bergerilya. Banyak pahlawan mati di sana, ninik jalan sampai 17 kilo bawa nasi," ceritanya lagi. Menjadi Pengantar Makanan di Zaman Perang Banyak Suka Dukanya. Ada banyak suka duka yang dialami Luh Ayu. 

Dia senang bisa membantu para pejuang untuk memberikan tenaga melalui makanan. Hanya saja jika ketahuan para penjajah, tentu ancaman berat bakal diterima. Tugasnya yang mungkin hanya "sebatas mengantar makanan" mungkin terlihat sepele tapi ternyata ada tanggung jawab besar di dalamnya.Made Mertini, putri kandung Luh Ayu menceritakan, ""Ibu dulu kalau bawa makanan itu harus disembunyikan di dalam kayu bakar, itu bolak balik mencari pejuang untuk memberikan makan. Saat balik, kayu bakar itu harus dibawa lagi, biar tidak ketahuan tentara penjajah.

Pernah Diiming-Imingi untuk Meracun Para Pejuang Kemerdekaan?Pengalaman tak menyenangkan juga pernah dialami oleh Luh Ayu. Dia pernah diiming-imingi untuk meracun para pejuang kemerdekaan. Pada akhirnya, Luh Ayu memilih untuk merelakan makanannya dirampas dan dibuang daripada harus mengkhianati para pejuang. Meski saat itu sebenarnya makanan yang sedang dibawanya itu adalah bekalnya untuk mencari kayu bakar.

Pejuang yang Terlupakan Perjuangan Luh Ayu cuma dipandang sebelah mata oleh pemerintah daerah setempat. Ia tak terdaftar sebagai veteran meski dulu ia juga punya andil yang cukup besar untuk mendukung para pejuang kemerdekaan.

Alasannya karena keluarga dinilai cukup mampu, bukan masuk dalam daftar merah atau keluarga kurang mampu.

"Dulu memang ada pendataan, tapi memang tidak ada yang mengurus," kata Mertini. 

Nama Ninik Luh Ayu sempat muncul untuk didaftarkan sebagai Veteran. Namun hingga saat ini masih belum ada pendataan lagi.

Ada keinginan untuk menanyakan, tetapi niat itu diurungkan karena takut dianggap kekurangan dalam hal ekonomi.

"Ya sempat dulu sekitar tahun 1980-an itu, tapi memang tidak ada mengajukan lagi. Ya mudah-mudahan nantinya ada lagi dalam pendataan. Kalau tanya-tanya, sungkan," papar Mertini.

Ninik Luh Ayu mungkin hanya satu dari sekian banyak pejuang kemerdekaan Indonesia yang namanya terlupakan. Tapi jasanya sungguh sangat besar. Kita doakan semoga para pejuang kemerdekaan dilimpahi kesehatan dan kesejahteraan, ya ladies. Jasa mereka jelas sangat luar biasa untuk kemerdekaan Indonesia.

Halaman :

Berita Lainnya

Index