Tips Agar Suami Terhindar dari Pelakor

Tips Agar Suami Terhindar dari Pelakor
Ilustrasi

Membina rumah tangga yang harmonis dan bahagia hingga maut memisahkan adalah impian semua insan. Istri memegang peranan kunci untuk mewujudkan impian tersebut.

Pepatah mengatakan, di balik kesuksesan suami, ada istri yang hebat.

Kesuksesan pasangan suami-istri dalam berumah tangga sangat penting karena hal tersebut memberikan jaminan atas berbagai kebaikan, seperti menciptakan anak-anak yang cerdas, baik dalam hal intelektual maupun sosial serta agama.

Islam memandang perkara rumah tangga sebagai masalah pokok hingga Rasulullah Saw menyatakan bahwa manusia sudah menyempurnakan agamanya dengan menikah.

Iblis pun demikian. Mereka memiliki ambisi yang sangat besar untuk mengganggu dan merusak setiap rumah tangga anak Adam. Sebab, tak ada jurus yang lebih jitu untuk menghancurkan kehidupan manusia dan merampas kebahagiaan dunia dan akhirat mereka selain dengan memporak-porandakan rumah tangga mereka.

“Sesungguhnya iblis meletakkan singgasananya di atas laut, lalu dia mengirim bala tentaranya. Yang kedudukannya paling dekat dengan iblis adalah yang paling besar godaannya (terhadap manusia). Salah satu dari mereka berkata, ‘Saya melakukan ini dan itu.’ Iblis lalu mengatakan, ‘Kamu belum melakukan apa-apa!’ Yang lain berkata, ‘Saya tidak meninggalkan (manusia) sampai berhasil memisahkan dirinya dari istrinya.’ Maka iblis memintanya mendekat dan berkata, ‘Sungguh hebat kamu!’ Maka iapun terus mendekatinya.” (HR Muslim)

Oleh karena itu, dalam buku “Surat Terbuka untuk Para Istri”, Ummu Ihsan dan Abu Ihsan memberikan wasiat kepada para wanita agar menjadi pasangan idaman bagi suami, demi membentengi rumah tangga dari kehancuran dan menciptakan keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah.

Apalagi, saat ini sedang marak Pelakor alias perebut laki orang, setan berwujud manusia yang dengan sungguh-sungguh berusaha menarik perhatian suami orang dan merampasnya dari pelukan istri sahnya.

“Aku tidak meninggalkan fitnah yang lebih besar atas kaum pria selain fitnah wanita.” (Muttafaqun ‘alaih)
Berhias

Pertama, rajin-rajinlah berhias.

“Saudariku… Sadarilah, suamimu bukanlah seorang malaikat,” tulis Ummu Ihsan dan Abu Ihsan. “Makhluk yang tidak memiliki gejolak nafsu dan syahwat, serta tidak pernah mengalami rasa bosan dan jemu.

“Suamimu adalah manusia biasa. Dia adalah seorang laki-laki sebagaimana laki-laki lainnya. Dan semua laki-laki itu difitrahkan untuk menyukai sosok wanita yang berparas cantik, berpenampilan rapi, dengan wajah berseri dan aroma yang wangi.”

Jika seorang istri menyambut suaminya pulang dari kantor dalam keadaan kucel dan lusuh dengan aroma rumah yang dipenuhi bau tak sedap perpaduan antara bawang putih, bawang merah, minyak goreng dan lainnya. Sementara di kantor sang suami bertemu wanita-wanita berparas cantik lagi rapi dengan aroma parfum yang memenuhi ruangan, maka iblis selangkah lagi mencapai tujuannya.

Berhiaslah. Tidak hanya fisik, tapi juga akhlak. Jadilah istri yang lembut dalam bertutur, penyabar, penuh kasih sayang, dan pandai bersyukur.

Hiasi mata suami dengan pemandangan yang indah, hidungnya dengan aroma sedap dan telinganya dengan ucapan-ucapan yang meluluhkan hati serta tubuhnya dengan sentuhan-sentuhan lembut yang membuatnya melupakan rasa lelah yang dirasakannya sepanjang hari.

“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS Al-Furqaan: 74)

Penuhi hak suami

Istri harus menyadari hak suami atas dirinya, dan bersungguh-sungguh menunaikannya sebaik mungkin. Sejak mengucap akad, suami menjadi orang yang paling berhak atas seorang wanita. Dan hak suami atau istrinya itu sangatlah besar. Sampai-sampai Rasulullah Saw bersabda:

“Seandainya aku boleh menyuruh seseorang bersujud kepada manusia, niscaya aku akan menyuruh wanita bersujud kepada suaminya.” (HR At-Tirmidzi)

Di antara hak suami atas istri adalah:

1. Tidak menolak ketika diajak bersenggama

2. Mendahulukan perintah suami daripada orang lain meski itu kedua orang tua

3. Tidak mengizinkan siapapun masuk ke dalam rumah ketika tidak ada suami

4. Tidak memasukkan orang yang dibenci suami ke dalam rumah

5. Tidak berpuasa sunnah kecuali atas seizinnya

6. Tidak keluar rumah tanpa izin

7. Tidak menyebarkan aib rumah tangga ataupun hubungan intim kepada orang lain karena itu sama saja membuka aurat dan mencabik-cabik tirai hubungan suci dan sakral suami-istri

“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah istri yang sholihah.” (HR Muslim)

Halaman :

Berita Lainnya

Index