Penemuan Benda Ini Menjadi Titik Terang Pembunuhan Sadis Ema Desrita

Penemuan Benda Ini Menjadi Titik Terang Pembunuhan Sadis Ema Desrita

PEKANBARU - Tak ada yang menduga kalau kasus pembunuhan sadis terhadap Ema Desrita dengan cepat bisa terungkap. Tanpa identitas, wajah dan sebagian tubuh yang hangus terbakar menyilutkan aparat mengidentifikasi.

Namun, unggahan foto di media sosial yang menunjukkan kondisi Ema Deswita pasca dibunuh dan dibakar menjadi pintu pembuka bagi aparat kepolisian mengetahui identitas wanita malang yang sedang berbadan dua itu. 

Ya, dalam unggahan pertama yang dilansir di media sosial, sempat terlihat sebuah sepatu model pansus berwarna biru dongker yang masih melekat di sebelah kaki Ema. 

Seorang sahabat dekat Ema bernama Tessa lantas mendatangi aparat kepolisian dan memberitahukan kecurigaannya terhadap mayat yang yang dibakar hangus seluruh wajahnya itu kepada pihak keluarga. 

Tessa mengaku mengenali sepatu tersebut, ya, itu adalah sepatu sahabatnya, Ema Deswita. Keyakinannya semakin menguat setelah melihat sebentuk cincin yang melingkar di jari manis tangan kanan korban yang sangat mirip dengan cincin yang biasa digunakan Ema. 

Laporan Tessa dan pihak keluarga itulah yang kemudian ditindaklanjuti oleh  Satreskrim Polresta Pekanbaru dalam mengungkap misteri wanita malang yang tewas mengenaskan dibakar wajahnya tersebut.

Ternyata keterangan Tessa itu benar. Dikuatkan dengan hasil otopsi yang dilakukan di RS Bhayangkara. Aparat dengan cepat melakukan penelusuran terhadap kemungkinan keterlibatan orang-orang yang dikenal korban dan itu mengarah pada kekasih korban yang kemudian diketahui bernama Supriadi.

Hanya dalam hitungan beberapa jam, pemuda bertubuh kurus tersebut berhasil ditangkap dan tanpa perlawanan Supriadi mengakui kalau dialah pelaku dari pembunuhan Ema Desrita.

Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol. Susanto mengatakan, terungkapnya kasus pembunuhan ini berawal dari laporan penemuan mayat perempuan yang wajah dan sebagian tubuhnya terbakar pada Rabu (16/8/2017) sekitar pukul 16.00 WIB.

"Personil dari Satreskrim dan Unit Reskrim Polsek Rumbai langsung menuju ke TKP (tempat kejadian perkara). Setelah olah TKP, jasad korban dibawa ke RS Bhayangkara untuk dilakukan autopsi," ujar Kapolresta dalam ekspos perkara, Kamis siang.

Ia melanjutkan, polisi bekerja cepat untuk mengungkap kasus pembunuhan sadis tersebut.

"Pada Rabu malam itu tim berhasil mendapatkan identitas korban. Dari sana, kita mulai merunut jam per jam, detik per detik, siapa orang yang terakhir bersama korban. Dari situ kita analisa hingga pada akhirnya, pelaku berhasil kita identifikasi dan kita tangkap pada Kamis dini hari di rumahnya," papar Susanto.

Pengungkapan kasus pembunuhan ini kurang dari 24 jam pasca penemuan jasad korban.

Seperti dipaparkan pelaku, motif pembunuhan lantaran pelaku kesal Ema terus mendesaknya untuk bertanggung jawab atas kehamilannya.

"Alasannya belum bertanggungjawab karena dia (Supriadi,red) belum ada biaya. Dia ini sehari-hari bekerja sebagai tukang," ujar Kapolresta.

Saat disinggung apakah ada unsur pembunuhan berencana, Susanto menegaskan pihaknya masih akan mendalaminya.

"Kalau dilihat dari barang bukti, semuanya ada di TKP, artinya apakah Pasal 340 atau Pasal 338 KUHP, nanti hasil pemeriksaan dan barang bukti yang menjawab," ujarnya.

pelaku saat diamankan pihak kepolisian

"Minimal ancaman hukumannya kurungan penjara seumur hidup," imbuhnya lagi.

Susanto menambahkan, pelaku dan korban berkenalan pada November 2016. Sebulan kemudian, Desember 2016, mereka memutuskan untuk berpacaran.

"Keduanya menjalin hubungan dan semakin dekat. Hingga akhirnya korban hamil oleh pelaku," kata dia. 

Meski sebagian besar dari barang bukti yang dibutuhkan untuk melengkapi berkas pemeriksaan terhadap  tersangka sudah terungkap, namun aparat kepolisian mengaku masih  melakukan pencarian terhadap beberapa barang bukti lain milik korban. 

Barang bukti tersebut diantaranya adalah tas milik korban yang dilaporkan hilang dan belum ditemukan. 

"Tim dari Polsek Rumbai dan Satreskrim Polresta sedang melakukan pendalaman terhadap tersangka. Termasuk melengkapi alat-alat bukti," sebut Susanto.

Ia melanjutkan, pihaknya juga sedang mencari tas milik korban yang hilang dibuang tersangka usai melancarkan aksi biadab tersebut.

"Sudah kita cari tapi tidak ketemu, namun masih akan terus kita cari. Kalau pun nyatanya tetap tidak ketemu, kita buatkan Daftar Pencarian Barang (DPB)," tutup Susanto.

Halaman :

Berita Lainnya

Index