Inilah Dia Empat Kerajaan yang Pernah Berdiri di Indragiri Hilir

Inilah Dia Empat Kerajaan yang Pernah Berdiri di Indragiri Hilir
Masjid Alhuda Tembilahan< Kabupaten Indragiri Hilir

Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), merupakan daerah yang memiliki potensi besar di segala bidang baik, perkebunan, pertanian dan perikanan maupun potensi-potensi dibidang lainnya, ternyata memiliki sejarah panjang sebelum menjadi daerah otonomi baru sebagai Kabupaten di Riau.

Sebelumnya, Kabupaten Indragiri Hilir tergabung dalam Kabupaten Indragiri dengan tiga kewedanan, diantaranya, Kewedanan Kuantan Singingi dengan ibu kotanya Teluk Kuantan, Kewedanan Indragiri Hulu dengan ibu kotanya Rengat dan Kewedanan Indragiri Hilir dengan ibu Kotanya Tembilahan.

Jauh sebelum itu ternyata, di Kabupaten Inhil pernah berdiri empat kerajaan. Seperti dilansir dari Wikipedia kerajaan-kerajaan yang pernah berdiri diantaranya, Kerajaan Keritang, Kerjaan Kemuning, Kerajaan Batin Enam Suku dan kerajaan Indragiri.

1. Kerajaan Keritang

Kerajaan ini didirikan sekitar awal abad ke-6 yang berlokasi di wilayah Kecamatan Keritang sekarang. Seni budayanya banyak dipengaruhi oleh agama Hindu, sebagaimana terlihat pada arsitektur bangunan istana yang terkenal dengan sebutan Puri Tujuh (Pintu Tujuh) atau Kedaton Gunung Tujuh. Peninggalan kerajaan ini yang masih dapat dilihat hanya berupa puing-puing.

2. Kerajaan Kemuning

Kerajaan Kemuning didirikan oleh Raja Singapura ke V, Raja Sampu atau Raja Iskandarsyah Zulkarnain atau Prameswara. Tahun 1231 diangkat seorang raja muda yang bergelar Datuk Setiadiraja. Letak kerjaan ini diperkirakan berada di Desa Kemuning Tua dan Desa Kemuning Muda. Di bukti peninggalan kerajaan berupa selembar besluit dengan cap stempel kerajaan, bendera dan pedang kerajaan.

3. Kerajaan Batin Enam Suku

Pada tahun 1260, di daerah Indragiri Hilir bagian utara, yaitu di daerah Gaung Anak Serka, Batang Tuaka, Mandah dan Guntung dikuasai oleh raja-raja kecil bekas penguasa kerajaan Bintan, yang karena perpecahan sebagian menyebar ke daerah tersebut. Di antaranya terdapat Enam Batin (Kepala Suku) yang terkenal dengan sebutan Batin Nan Enam Suku, yakni, Suku Raja Asal di daerah Gaung, Suku Raja Rubiah di daerah Gaung, Suku Nek Gewang di daerah Gaung Anak Serka, Suku Raja Mafait di daerah Guntung, Suku Datuk Kelambai di daerah Mandah, Suku Datuk Miskin di daerah Batang Tuaka.

4. Kerajaan Indragiri

Kerajaan Indragiri diperkirakan berdiri tahun 1298 dengan raja pertama bergelar Raja Merlang I berkedudukan di Malaka.

Demikian pula dengan penggantinya Raja Narasinga I dan Raja Merlang II tetap berkedudukan di Malang. Sedangkan untuk urusan sehari-hari dilaksanakan oleh Datuk Patih atau Perdana Menteri.

Pada tahun 1473, sewaktu Raja Narasinga II yang bergelar Paduka Maulana Sri Sultan Alauddin Iskandarsyah Johan Zirullah Fil Alam (Sultan Indragiri IV), dia menetap di ibu kota kerajaan yang berlokasi di Pekan Tua sekarang. Pada tahun 1815, dibawah Sultan Ibrahim, ibu kota kerajaan dipindahkan ke Rengat.

Dalam masa pemerintahan Sultan Ibrahim ini. Belanda mulai campur tangan terhadap kerajaan dengan mengangkat Sultan Muda yang berkedudukan di Peranap dengan batas wilayah ke Hilir sampai dengan batas Japura.

Selanjutnya, pada masa pemerintahan Sultan Isa, berdatanganlah orang - orang dari suku Banjar dan suku Bugis sebagai akibat kurang amannya daerah asal mereka. Khusus untuk suku Banjar, perpindahannya akibat dihapuskannya Kerajaan Banjar oleh Gubernement pada tahun 1859 sehingga terjadi peperangan sampai tahun 1863.

Itulah sejarah singkat berdirinya sejumlah kerajaan di Kabupaten Indragiri Hilir, hingga akhirnya terbentuk sebagai daerah otonomi baru di Riau.

Halaman :

Berita Lainnya

Index