Misteri Kepiting Berwajah Manusia Akhirnya Terungkap

Misteri Kepiting Berwajah Manusia Akhirnya Terungkap
Heikegani (Foto: amusingplanet.com)

Di sebuah taman pantai kecil di dekat Jembatan Kanmonkyo, di kota Shimonoseki, Jepang, berdiri dua patung perunggu yang menggambarkan dua prajurit Samurai yang terkepung dalam pertempuran mematikan. Patung-patung itu diapit oleh replika meriam dan kapal. Monumen tersebut memperingati sebuah pertempuran bersejarah yang berlangsung di daerah ini lebih dari delapan abad yang lalu.

Tahun 1185, dua armada yang kuat, yang terdiri dari klan Heike, penguasa kekaisaran Jepang, dan yang lainnya terdiri dari Minamoto, yang berjuang untuk menguasaitahta, saling berhadapan pada suatu pagi di sebuah teluk kecil bernama Dan-no-ura di Laut Inland Jepang.

Dalam pertempuran sengit tersebut, ratusan prajurit Samurai kehilangan nyawa mereka dan tubuh mereka tergelincir di antara ombak dan terbawa ke dasar laut. Pada hari terakhir, Minamoto keluar sebagai pemenang. Heike dikalahkan dan kaisar mereka yang berusia 6 tahun ditenggelamkan oleh neneknya untuk mencegah penangkapan. Minamoto Yoritomo kemudian menjadi Shogun pertama, atau penguasa militer Jepang.

Pertempuran Dan-no-ura memunculkan banyak legenda, yang anehnya melibatkan kepiting. Kepiting ini memiliki cangkang khas dengan corak samar-samar menyerupai wajah sang Samurai yang sedang marah. Cerita berlanjut bahwa ketika prajurit Heike meninggal dan tenggelam, jiwa mereka dipindahkan ke kepiting apapun yang kulit cangkangnya tampak seperti wajah Samurai.

Saat ini, masyarakat Jepang menamakannya sebagai Heikegani atau Kepiting Heike. Kepiting Heike berukuran kecil, sekitar 4 sentimeter, dan tidak ada yang berani memakannya. Nelayan pun biasa membuangnya dari jaring. Selain itu, kepiting dengan cangkang mirip manusia itu telah ditemukan di seluruh dunia.

Lipatan-lipatan menyerupai wajah Samurai yang marah sebenarnya adalah titik dimana otot menempel pada karapas. Mereka kebetulan terlihat seperti wajah Samurai yang marah, berkat kemampuan bawaan kita untuk menemukan wajah dalam objek acak, sebuah fenomena yang disebut pareidolia.

Halaman :

Berita Lainnya

Index