Tato Bisa Pengaruhi Keringatmu

Tato Bisa Pengaruhi Keringatmu
Ilustrasi

Tato kini semakin populer di kalangan anak muda yang ingin mengungkapkan kejadian monumenta, kepercayaan atau hanya sesuatu yang mereka anggap keren.

Keputusan untuk mendapatkan tato secara permanen, apapun alasannya merupakan pilihan yang sangat pribadi.

Tapi apa implikasi tato tersebut terhadap kesehatan Anda? Sebuah studi yang diterbitkan oleh National Center for Biotechnology mengungkapkan bahwa tato bisa mengganggu bagaimana cara Anda berkeringat.

Yang lebih penting, tato mungkin menyebabkan Anda kurang berkeringat.

"Kulit bertato itu menghasilkan keringat hanya sebanyak setengah dari kulit yang tidak bertato," kata rekan penulis studi, Mauri Luetkemeier, seperti dilansir laman India Times.

"Selain itu, keringat dari kulit tato jauh lebih asin daripada kulit yang tidak bertato," jelas Luetkemeir.

Keringat yang lebih asin berarti bahwa kulit Anda cenderung menyerap sedikit sodium dan elektrolit lainnya dari keringat Anda, yang sebagian bisa diblokir oleh tato.

Kabar baiknya adalah bahwa fenomena ini sebagian besar hanya berlaku untuk orang-orang yang mendapatkan tato berlebihan di tubuh mereka.

Bukan orang yang mendapatkan tato tunggal.

Hal ini benar terutama bagi orang-orang yang memiliki tato di punggung, lengan atau daerah lain yang sangat tertutup oleh kelenjar keringat.

Tato bisa mengganggu kemampuan kulit Anda untuk mendinginkan tubuh Anda dan mempertahankan nutrisi penting.

" Secara khusus,tato bisa menjadi lebih bermasalah bagi atlet, pemadam kebakaran, tentara dan sejenisnya," kata Dr. Angela D. Smith, mantan presiden American College of Sports Medicine.

" Tato bisa jadi masalah. Ada tingkat keringat maksimum yang bisa didapat," jelas Smith.

"Atlet ketahanan telah berolahraga dengan kapasitas maksimal dan kapasitas maksimal biasanya akan mencakup bahwa mereka berkeringat pada tingkat maksimalnya, jadi jika kini mereka mengurangi kemampuan mereka menghasilkan keringat, katakanlah dengan menato 10 persen tubuh mereka, mereka bisa tidak lagi mencapai jumlah maksimal yang sama," tambah Smith.

Menurutnya, ini adalah studi pertama dari jenisnya untuk mendokumentasikan perubahan fungsi berkeringat yang terkait dengan tato.

"Namun, kami agak berhati-hati dengan hasil studi kami. Proses yang kami gunakan untuk merangsang kelenjar keringat berbeda dari proses normal," pungkas Luetkemeier.

Halaman :

Berita Lainnya

Index