75 Persen Terumbu Karang di Perairan Sumbar Rusak

75 Persen Terumbu Karang di Perairan Sumbar Rusak
Penyelam melihat kondisi terumbu karang di perairan Sumatera Barat (Foto Facebook Indra MantarI)

SUMBAR - Sekitar 75 persen terumbu karang di perairan Sumbarmengalami kerusakan. Penyebab terbesarkerusakan itu akibat coral bleaching atau pemutihan karang yang terjadi akibat naiknya suhu air laut pada 2015-2016. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar, Yosmeri mengatakan, terumbu karang yang rusak tersebut menyebar di seluruh perairan Sumbar. Sedangkan sisanya sekitar 25 persen yang masih bagus, rata-rata menjadi tutupan terumbu karang di satu kawasan.

"Penyebab lain kerusakan terumbu karang itu adalah aktivitas penangkapan ikan yang tak ramah lingkungan," terang Yosmeri, didampingi Kasi Konservasi dan Keanekaragaman Hayati, Donny Rahma Saputra, Senin (16/10).

Guna memulihkan terumbu karang yang rusak, Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar, telah melakukan penanaman terumbu karang baru disejumlah lokasi. Di antaranya kawasan perairan pulau Pigago Air Bangis, Pasaman Barat. Jumlah terumbu karang yang ditebar di perairan Air Bangis ini sebanyak 200 subrat. Masing-masing subrat terdapat 10 bibit terumbu karang. "Jadi ada lebih kurang 2.000 bibit terumbu karang yang ditanam. Luas area yang ditangani lebih dari 2.000 m2," terangnya.

Selain di Pasaman Barat, penanaman terumbu karang juga dilakukan di Kabupaten Pesisir Selatan sebanyak 1.900 subrat. Secara total, terumbu karang yang sudah ditanam tahun ini sebanyak 3.900 bibit.

Untuk perbaikan terumbu karang yang rusak, terang Yosmeri, butuh waktu sekitar 1 tahun untuk tumbuh. Dalam waktu itu, karang akantumbuh 3 hingga 5 cm atau tergantung jenis terumbu karangnya.

"Memang langkah-langkah transplantasi terumbu karang itu bertujuan untuk memperbaiki dan meingkatkan terumbu karang yang hidup. Agar persentase terumbu karang yang hidup menjadi meningkat," sebut Yosmeri.

Terumbu karang memiliki banyak fungsi untuk mereduksi sinar matahari sehingga suhu di bawah laut tetap terjaga agar biota laut bisa hidup dan berkembang. Untuk mengatasi punahnya terumbu karang ini, DKP Sumbar telah melakukan transplantasi terumbu karang di beberapa pulau.

"Cakupannya memang tidak luas dikarenakan biayanya sangat besar, namun ini adalah momentum untuk menyosialisasikan kepada masyarakat agar menjaga terumbu karang," katanya.

Selain itu, DKP juga bekerja sama dengan beberapa biro perjalanan untuk ikut menyosialisasikan kepada wisatawan agar tidak melakukan kegiatan yang dapat merusak ekosistem bawah laut.

"Kami berharap dengan sosialisai tersebut terumbu karang dapat tumbuh kembali dan terjaga kelestariannya," ujarnya.

Selain DKP Sumbar, tambah Doni, penanaman terumbu karang juga dilakukan sebuah kelompok penyelam di Pariaman, Tabuik Diving Club, beberapa waktu lalu. Dari data PemkoPariaman, sebanyak 50 persen terumbu karang di kawasan perairan konservasi terimbas penangkapan ikan tak ramah lingkungan dan pemutihan koral.

Tahun ini, PT Pertamina (persero) melalui Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Minangkabaujuga tergerak menyumbang Rp200 juta untuk pemulihan terumbu karang di Pariaman. Tak tanggung-tanggung, sumbangan Pertamina ini berkonsep reef garden atau taman terumbu karang. “Terumbu karang buatan yang dibangun berbentuk jalinan besi yang ditahan oleh beton. Bila terumbu mulai tumbuh, maka terumbu karang akan membentuk terowongan dan habitat yang ideal untuk ikan,” katanya.

Hal yang sama juga dilakukan Pertamina di Teluk Kabung, Kota Padang. Penanaman terumbu karang buatan dilakukan di Gosong Bada, Perairan Sungai Pisang, Teluk Kabung Selatan, Kota Padang.

Pemasangan terumbu karang buatan kali ini merupakan program lanjutan setelah sebelumnya dilakukan penanaman kubus terumbu karang buatan di lokasi yang sama pada 2016. Sebanyak 160 kubus terumbu karang buatan dan transplantasi karang dipasang di perairan dangkal Teluk Kabung.

Halaman :

Berita Lainnya

Index