Kronologis Menghilangnya Setya Novanto, Mendadak Jadi Pesulap

Kronologis Menghilangnya Setya Novanto, Mendadak Jadi Pesulap
Suasana di kediaman Setya Novanto yang didatangi penyidik KPK.

JAKARTA – Ketua DPR RI Setya Novanto hingga kini tak diketahui keberadaanya usai menghilang saat akan dijemput paksa Komisi Pemberantasan Korupsi Rabu (15/11) malam. Upaya paksa tersebut dilakukan KPK di kediaman Ketua Umum Partai Golkar itu di Jalan Wijaya XIII nomor 19, Dharmawangsa, Jakarta Selatan.

Penjemputan itu pun berlangsung dengan penjagaan ketat anggota kepolisian yang berjaga di kediaman Novanto.

Bukan hanya di dalam rumah, namun aparat kepolisian juga membentuk blokade di luar rumah Novanto.

Sayangnya, keberadaan Novanto sama sekali tak didapati di rumah tersebut.

Di dalam rumah tersebut, hanya ada istri Novanto dan asisten rumah tangganya saja.

Kuasa hukum Novanto, Fredrich Yunadi mengaku terakhir kali berkomunikasi dengan kliennya itu pada Rabu (15/11) sore.

Saat itu, dirinya di ruang kerja Setnov di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta.

Fredrich diminta Novanto untuk menemui di kediamannya di Jalan Wijaya XIII Nomor 19 Jakarta Selatan.

“Beliau bilang bapak mau rapat dan salat, dan sama sekretariat diberi makan bakso,” katanya seperti dilaporkan pojoksatu.id.

“Sekretarat bilang, nanti saja ketemu jam 19.00 WIB malam di kediaman,” ujar Fredrich di kediaman Setnov, Kamis (16/11) dini hari.

Fredrich mengaku setelah dari DPR, Novanto sempat pulang ke kediamannya. Dari info‎ yang dia dapat, ada tamu yang menjemput yang tak ia ketahui identitasnya.

“Pamdal pesen ke saya, Bapak Setya Novanto suruh tunggu sebentar. Nah, tahu-tahu bukan Pak Setnov yang datang tapi gerombolan,” katanya.

“Saya tunggu malah disiapin makan. Sebelumnya saya teleponan dengan ajudan itu jam 18.30 WIB,” tambahnya.

Fredrich yakin saat ini hanya ada satu orang yang menemani Novanto, yakni ajudannya. Namun dia tidak mengetahui keberadaan Setya Novanto.

Malah, dirinya meyakini kliennya itu masih berada di Jakarta dan tak akan kemana-mana.

“Cuma beliau tidak rela diperkosa haknya,” ungkapnya.

Saat mendatangi kediaman Novanto, lanjutnya, petugas KPK sudah membawa surat penangkapan, surat tugas dan surat penggeledahan.

Saat penggeledahan, dirinya hanya mengawasinya. Namun dia sempat menegur KPK lantaran yang diperiksa adalah barang pribadinya.

“Sentuh barang saya marahin, masa minyak wangi, jadi saya enggak segan-segan negor,” katanya.

Dia menambahkan bahwa yang dibawa oleh KPK hanyalah dekoder CCTV. Koper dan tas bukan berasal dari kediaman Novanto, melaikan milik petugas KPK sendiri.

“Yang diambil hanya dekoder CCTV memang tidak ada apa-apa. Saya bilang yang dibawa KPK itu baju-bajunya KPK,” pungkasnya.

Seperti diketahui, penjemputan paksa itu dilakukan KPK pada Rabu (13/11) sekitar pukul 21.45 WIB dan baru berakhir pada pukul 02.43 WIB Kamis (16/11) dini hari.

Sayangnya, penyidik KPK yang berjumlah 11 orang itu harus kembali tanpa bisa menemukan Novanto.

ari pantauan, penyidik hanya berhasil membawa tiga buah koper, satu tas dan dekoder CCTV.

Di dalam, hanya istri dan kuasa hukum Novanto, Fredrich Yunadi saja yang menemui penyidik KPK.

Halaman :

Berita Lainnya

Index