Mahasiswa UMP Sulap Ban Bekas Jadi Bahan Penguat Beton

Mahasiswa UMP Sulap Ban Bekas Jadi Bahan Penguat Beton

HARIANRIAU.CO - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) menciptakan inovasi teknologi beton mutu. Para mahasiswa ini menyulap ban bekas menjadi komposisi penguat beton. 

Mereka adalah Fajar Yusuf, Irfauzi Firman, dan Fernanda Wisnu Hanggara, mahasiswa Teknik Sipil, Fakultas Teknik (FT) UMP. Tiga mahasiswa yang tergabung dalam grup Newbie Bravery ini menciptakan sebuah metode beton jenis Self Compacting Concrete (SCC) mutu tinggi.

“Teknologi ini terbukti sangat kuat, karena setelah diuji selama 28 hari kekuatannya 460 kg per centimeter persegi. Jadi udah bagus,” kata Fajar Yusuf di kampus UMP, Jumat (17/11/2017).

Teknologi SCC merupakan metode penguatan beton yang menyerupai konsep alumunium foam dan penerapan rongga udara di bagian dalamnya.

“Dari literatur, pada 2006 limbah ban bekas itu banyak banget, sampai 11 juta ton per tahun. Terus pemanfaatannya masih terbatas, kebanyakan cuma dijadikan kerajinan kursi dan lain-lain. Jadi kalo gak ada solusi lain untuk manfaatin ban bekas, limbahnya bisa jadi permasalahan serius,” ujarnya dilansir kompas.

Dalam metode ini, sambung Fajar, abu ban bekas dan abu sekam digunakan sebagai bahan campuran yang disusun sedemikian rupa di dalam beton.

“Kita cuma pakai 5 persen dari jumlah semen untuk yang abu ban. Kita bakar sendiri ban sisa vulkanisir, terus abunya disaring pake ayakan nomor 100, yang lolos ayakan kita pakai,” jelasnya.

Menurut Yusuf, teknologi beton ini tetap mengutamakan kekuatan, efisiensi biaya, serta ramah lingkungan. Sebab dalam perhitungannya, setelah dikombinasikan dengan abu sekam untuk mengganti 15 persen semen dapat menghemat 7,1 persen pembuatan beton.

"Jadi jika inovasi ini dikembangkan lagi, dan dikelola dengan serius bisa bantu permasalahan limbah,” ungkapnya.

Wakil Rektor 1 Bidang Akademik Anjar Nugroho mengapresiasi keberhasilan itu.

Ia menilai, keikutsertaan mahasiswa dalam menciptakan sebuah metode beton jenis SCC mutu tinggi dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam merancang bahan bangunan dengan kekuatan maksimal namun dengan biaya minimal.

“Harapannya prestasi ini akan mendorong seluruh mahasiswa UMP untuk terus berprestasi di setiap bidangnya. Prestasi tersebut dapat dikembangkan lagi sehingga dapat dipalikasikan secara langsung di masyarakat dan berdampak bagi kemajuan teknologi yang ramah lingkungan,” pungkasnya.

Kompas TV Gramedia Mengadakan Talkshow #Passionaku di Universitas Multimedia Nusantara dan Kampus-Kampus Lain di Indonesia.

Halaman :

Berita Lainnya

Index