HARIANRIAU.CO - Keberadaan patung Budha yang berdiri di kawasan PT. Dulta Palma menjadi polemik di lingkungan masyarakat Kuansing. Pasalnya, patung yang kabarnya didatangkan dari Bali untuk hiasan pembangunan vila tersebut tidak memiliki izin dari pemerintah atau pun pihak berwenang.
Menanggapi polemik tersebut, masyarakat, mahasiswa dan pihak KNPI Kuansing mengadakan rapat guna mencari solusi agak tidak terjadi kegaduhan yang lebih mendalam, Rabu (6/12/2017) sore.
Seiring dengan diadakanya rapat, pihak Polres Kuansing langsung menerjunkan utusan yang diwakili oleh Kasat Intel AKP Deni Afrisal, MH untuk meninjau langsung keberadaan patung tersebut. Menanggapi desakan masyarakat, pihak Polres Kuansing berjanji akan memindahkan patung dengan segera.
"Pemindahan ini akan dilakukan untuk menjaga situasi tetap kondusif," ungkap AKP Deni Afrisal, MH mewakili Kapolres Kuansing, AKBP Fibri Karpiananto, SH SIK di lapangan.
Hal senada juga disampaikan oleh Sekjend Forum Komunikasi Mahasiswa Kuantan Singingi Indonesia (Forkomakusi), Jeki Efri Yunas seusai pertemuan. Dirinya mengatakan, keberadaan patung Budha ini menjadi tanda tanya dari kalangan masyarakat.
"Dari informasi yang kami dapatkan, pembangunan vila yang telah direncanakan ini belum memiliki izin dari pihak pemerintah atau pihak berwenang," jelas Jeki.
Jeki juga menambahkan, bahwa masyarakat Kuansing sangat menghormati kebebasan beragama. Namun, pendirian patung tanpa adanya izin dan kesepakatan masyarakat serta pihak berwenang merupakan tindakan yang salah.
"Itu yang tidak kami sukai," tegas Jeki.
sumber: senuju
.jpeg)
