Allah SWT Melarang Membunuh 4 Binatang Ini, Begini Alasannya Menurut Para Ulama

Allah SWT Melarang Membunuh 4 Binatang Ini, Begini Alasannya Menurut Para Ulama

HARIANRIAU.CO - Ada empat binatang yang dilarang Allah SWT untuk membunuhnya, yakni semut, lebah, burung hud-hud, dan burung surad.

Larangan itu berdasarkan sabda Rasulullah SAW, "Rasulullah melarang membunuh empat macam hewan, semut, lebah, hud-hud, dan shurad", (HR Abu Daud).

Rasulullah SAW juga bersabda, "Bahwa seekor semut pernah menggigit salah seorang nabi. Nabi tersebut lalu memerintahkan mendatangi sarang semut dan membakarnya.

Tetapi kemudian Allah menurunkan wahyu padanya, 'Apakah hanya karena seekor semut menggigitmu lantas kamu membinasakkan satu umat yang selalu bertasbih", (HR Muslim).

Selain empat binatang tadi, ada pula katak yang Rasulullah SAW sebutkan dalam hadits terpisah, diriwayatkan Abdurrahman bin Utsman.

"Bahwa seorang tabib bertanya kepada Rasulullah tentang katak yang dipergunakan dalam campuran obat.

Maka Rasulullah SAW melarang membunuhnya," (HR Ahmad, Al Hakim dan Nasa'i),

Para ulama kemudian mencari alasan mengapa binatang tersebut tidak boleh dibunuh.

Ada yang mengaitkannya dengan sejarah nabi dan rasul, seperti hud-hud dan semut.

Ada pula yang mengaitkannya dengan manfaat yang diberikannya kepada manusia, seperti lebah penghasil madu.

Namun belum terjawab alasan terkait larangan pada burung Surad dan katak.

Tak bisa dipungkiri, binatang tersebut memiliki keunikan dan keistimewaan dari binatang lainnya.

Shurad adalah burung pemangsa karnifora yang juga pemangsa serangga kecil.

Cara membunuhnya terbilang sadis, mangsa akan digantung di dahan yang tajam dan tinggi.

Shurad dalam bahasa Indonesia disebut tengkek, shurad merupakan burung banyak hidup Eurasia dan Afrika.

Hud-hud adalah burung yang terdapat dalam Al Quran, dengan ciri berwarna-warni dan memiliki mahkota di kepalanya.

Burung ini banyak ditemukan di Eurasia. Termasuk burung berukurang sedang, sekitar 25-32 cm panjangnya.

Makanannya serangga, reptil kecil, biji-bijian dan kadang buah-buahan.

Pada masa Mesir kuno, hud-hud dianggap hewan suci dan selalu terlihat simbolnya di makam.

Pada kitab Taurat, hud-hud juga dilarang untuk dimakan, karena sebagai binatang menjijikan.

Dalam literatur Islam, hud-hud ditemukan dalam kisah Nabi SUlaiman AS.

Ketika Nabi Sulaiman AS memeriksa pengikutnya, dari kalangan manusia, jin, dan hewan.

Namun tak menemukan burung hud-hud, Nabi Sulaiman AS kemudian mengatakan akan menghukumnya.

Tapi kemudian hud-hud datang dengan kabar ada seorang ratu dengan kerajaan cukup besar dan tidak menyembah Allah SWT.

Cerita ini yang mengantarkan Ratu Bilqis akhirnya memeluk Islam.

Semut juga disebutkan dalam kisah Nabi Sulaiman AS yang mendapatkan mukjizat mengerti bahasa binatang.

Pada suatu ketika Nabi Sulaiman melewati suatu daerah yang dihuni gerombolan semut.

Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut,

"Wahai semut-semut masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak Sulaiman dan bala tentaranya,

sedangkan mereka tidak menyadari", (QS An Naml: 18) seperti dilansir Khazanah Trans 7.

Sementara lebah bekerja bukan karena perintah, tetapi insting yang Allah SWT berikan kepadanya.

Madu yang dihasilkan dikonsumsi manusia, lebah mengabdikan diri untuk manusia.

Allah SWT berfirman, "Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, 'Buatlah sarang di bukit-bukti, di pohon-pohon kayu,

dan di tempat-tempat yang dibikin manusia, dan tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).

Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya dan di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan", (QS An Nahl: 68-69).

Sumber: tribunnews

Halaman :

Berita Lainnya

Index