HARIANRIAU.CO - Fotografer Paul Nicklen tak pernah bisa melupakan momen yang dialaminya hari itu, saat dia tengah terlibat dalam pembuatan film di Pulau Baffin, Kanada.
Dikutip The Independent, Paul, di sana bersama kru film dari studio Sea Legacy, tengah membuat film dokumenter tentang kondisi alam setempat.
Di tengah proses pembuatan film, Paul dan segenap kru film terhenyak dengan apa yang mereka saksikan.
Seekor beruang kutub, dengan kondisi kurus kering, berjalan tertatih-tatih.
Beruang kutub itu sungguh sangat berbeda dengan gambaran beruang kutub selama ini.
Dalam benak kita, beruang kutub adalah binatang yang identik dengan badan tambun dan besar.
Tapi, yang disaksikan oleh Paul, lebih mirip anjing daripada beruang.
Beruang itu rupanya kelaparan hingga tubuhnya kurus kering.
Ia dalam kondisi sekarat.
"Kami hanya bisa berdiri, menangis. Merekam momen itu dengan air mata membasahi pipi kami," ujar Paul, kepada The National Geographic.
Paul mengaku, sebenarnya saat itu terbersit dalam pikirannya untuk menolong beruang tersebut.
Tapi, saat itu ia tak membawa baik daging maupun pistol bius.
Paul pun akhirnya terpaksa merekam momen detik-detik beruang itu menjemput ajalnya.
Ia ingin menunjukkan kepada dunia, bahwa kepunahan beruang kutub adalah nyata adanya.
"Ketika ilmuwan mengingatkan beruang kutub di ambang kepunahan, aku ingin orang-orang tahu seperti apa gambarannya," ujar Paul seperti dilaporkan grid.
Beruang kutub selama ini bergantung mencari anjing laut di daratan es sebagai makanan utama.
Tapi, perubahan cuaca menyebabkan es mencair sehingga beruang makin sulit mencari anjing laut.?
.jpeg)
