Tolak Relokasi, Pedagang Selodang Kelapa Ancam Jualan Dibekas Reruntuhan

Tolak Relokasi, Pedagang Selodang Kelapa Ancam Jualan Dibekas Reruntuhan

HARIANRIAU.CO INDRAGIRI HILIR - Para pedagang yang kehilangan tempat dagangan usai peristiwa ambruknya pasar selodang kelapa beberapa waktu lalu, menolak relokasi yang digagas oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) dan mengancam akan berjualan dibekas reruntuhan bangunan pasar sebelum melakukan aksi demonstrasi.

Pasalnya, tawaran tempat relokasi yang dicanangkan oleh Pemda Inhil dihalaman depan Pasar Selodang Kelapa dianggap tidak memadai dari segi ukuran.

"Kami maulah pindah ke (halaman, red) depan itu pak ya. Cuma kami mau ukurannya tetap 2 X 1,5 meter paling tidak sesuai dengan ukuran meja yang ada di dalam pasar. Semua pedagang sepakat dengan ukuran itu, bukan dengan ukuran 1 X 1 meter, seperti yang ditawarkan Pemda. Artinya, paling efektif ukuran tempat jualan itu nantinya, hanya 1 X 0,5 meter. Apa yang bisa kami jual dengan ukuran seperti itu," ujar Wiriafdi (49) salah seorang pedagang bumbu-bumbuan kepada harianriau.co, Tembilahan.

Sebenarnya, dikatakan Wiriafdi, ukuran 2 X 1,5 meter tersebut bisa direalisasikan, jika ajuan pembuatan meja dagangan sementara oleh Pemda Inhil diprioritaskan bagi pedagang yang menjadi korban.

"Pedagang yang meja dagangannya runtuh hanya 20 orang. Tapi, Pemda berencana akan membangun 48 meja dagangan. Kata mereka (Pemda, red) kelebihan meja dagangan diperuntukkan bagi pedagang yang terdampak. Kan tidak efisien namanya, terutama dari sisi luas tempat," terang Wiriafdi yang harus rela menyewa meja dagangan sembari menunggu kebijakan yang akan diambil Pemda Inhil.

Jika permintaan terkait relokasi tidak diindahkan oleh Pemda, Wiriafdi menegaskan para pedagang yang menjadi korban gedung ambruk akan membangun kembali meja dagangannya di reruntuhan tersebut.

"Kalau tidak, bisa saja kami menyebar berjualan disembarang tempat. Yang penting bisa jualan, mencari rezeki. Ini kan mata pencaharian kami, untuk anak dan istri," tukas Wiriafdi.

Lebih lanjut, Wiriafdi mengatakan pihak Pemda Inhil harus menyusun skala prioritas dalam hal memilah pedagang yang menjadi sasaran relokasi.

Dalam peristiwa kemarin, Wiriafdi menganggap Pemda dan DPRD Inhil tidak peduli denganb nasib para pedagang di Pasar Selodang Kelapa, karena terlambat menggagas forum komunikasi atau pertemuan.

"Kemarin, pagi kejadiannya (runtuh, red), sore baru dikumpulkannya. Hingga hari ini, belum juga ada kepastian. Kami perlu kepastian soalnya. Apalagi ini sudah mau masuk bulan puasa dan lebaran," pungkas Wiriafdi.

Kalau pihak Pemda tak kunjung menanggapi, lanjut Wiriafdi, para pedagang akan mengambil inisiatif demonstrasi terkait hal ini.

Terakhir, Wiriafdi mengatakan pihak Pemda Inhil tidak memiliki ketegasan dalam mengambil kebijakan yang berkenaan dengan nasib para pedagang. (Dedek Pratama)

Halaman :

Berita Lainnya

Index