Kepergian Aisyah Bahar Bikin Haru, Lulusan Terbaik Unhas Meninggal Saat Tadarus & Puasa Sunah

Kepergian Aisyah Bahar Bikin Haru, Lulusan Terbaik Unhas Meninggal Saat Tadarus & Puasa Sunah
Aisya Bahar 

HARIANRIAU.CO - Innalillahi wa innailahi rojiun.  Ajal memang tak mengenal siapa dan kapan. Civitas akademika Universitas Hasanuddin Makassar (Unhas) berduka. Salah satu lulusan terbaiknya  Aisyah Bahar meninggal dunia Kamis (4/1/2018) pagi.

Aisyah Bahar menjadi perbincangan di media sosial bukan hanya karena dia adalah lulusan terbaik dari kampus ternama itu tapi juga karena dara cantik ini meninggal tak seperti orang biasanya.

Ica sapaan Aisyah, meninggal saat berdarus Al Quran dan menjalankan ibadah puasa sunah.

Kabar kepergian Ica pun tak hanya meninggalkan duka bagi keluarganya tapi juga sahabat-sahabatnya.

Terlebih Ica dikabarkan juga sementara dalam persiapan menikah.

Lulusan Terbaik (Cumlaude) Fakultas Peterbnakan Unhas ini menghembuskan napas terakhirnya di pangkuan ayahnya.

"Mninggal setelah sholat subuh,sedang murojaah hafalan dan kondisinya sedang puasa sunnah. Akhir hayatnya mengucap Laa ilaaha illallah. Innalillah..Padahal beliau sebentar lagi akan menikah
Turut berduka cita. Selamat jalan kk sepupu tercinta," tulis akun Andi Wahyuni Tenri Ajeng .

"Innalillahi wainna ilaihi rojiun, Subhanaallah pagi-pagi sekali Allah telah mengingatkan Aku akan pati datangnya sewaktu waktu, di kasih kabar katanya pingsan tp tetangga ku yg cantik ini saat ku datangi telah tiada, Subhanaallah mati yang husnulkhotimah de Aisyah Bahar, ketika sudah sholat subuh dn dalam keadaan puasa sunah, sedang murojaaah bersama ayahnya tiba-tiba pingsan dn tdak bernafas, padahal hari ini hari dimana kamu telah tunggu yaitu panggilan kerja di instansi pemerintah yg kmu pilih, tp apalah daya Allah lebih sayang kmu di banding urusan dunia ini. kesantunanmu, kesholihan mu menjadi tauladan bagi kita yang masih hidup. Selamat jalan de, perjuangan mu hidup di dunia sungguh telah berakhir dn insyaallah membuahkan hasil yang sungguh luar biasa yang terkadang membuat ku iri," tulis Sri Asih Prameswarie.

"Innalillahi wa innailahi rajiun, pagi2 masuk chat berita duka, Ya Allah sy sungguh tidak menyangka gadis secantik dan sesholehah ini cepat sekali engkau panggil...

Setelah menghubungi keluarganya, beliau meninggal bukan krn sakit ataupun kecelakaan, beliau meninggal setelah shalat subuh lalu mambaca alquran, dan setelah itu ajalnya pun tiba....

Msh ingat beliau sering chat sy scra tiba2, slalu menanyakan keadaan dan kesehatan keluarga sy, wkt sy msh kos beliau jg skali2 mengunjungi sy hanya utk bersilaturahmi... Pdhl sy merasa tdk terlalu akrab dgn beliau, tp beliau mengganggap sy sprti keluarganya....

Beliau prnh menceritakan cita2x ke sy, berhubung wktu itu sy sedang menggebu2 mengurus diri utk lanjut S2 luar negeri, kata beliau dia jg sangat ingin lanjut ke luar negeri melalui beasiswa tp saat itu bnyak kendala... Keluarganya pun baru mengabarkan klo beliau baru sj lulus PNS, dan blm lama ini ada yg melamarnya...

Saudara sy/ kakak sy jg prnh dekat dan bermaksud ingin melanjutkan hidup dgn beliau, tp keluarga beliau kurang berkenan dgn saudara sy sehingga kk sy mundur....

Sy mengenalnya dgn sosok wanita yg sangat sholeh, tutur katanya santun, ramah, slalu menolong, rendah hati dan wajahnya sangat cantik...

Al-fatihah, surga untukmu A. ST. AISYAH BAHAR....," kenang Wiwin Marina.

Akun Rizda Novendry Danial menulis dengan penuh sedih,"Wajahmu teduh, cantik dan menawan. Tutur katamu lembut bagaikan bisikan yg menyejukkan hati.
Innalilahi wa inna ilayhi rojiun...

Insha Allah khusnul khotimah.

Allah sangat mencintaimu bahkan kepergianmu pun dengan cara yg sangat di impikan oleh semua org.

Selamat jalan adekku Andi ST. Aisyah Bahar, surga firdaus menantimu sayang".

Akun Muhammad Alfi Reza menceritakan pengalaman yang mengharukan tentang persahabatannya dengan Aisyah.

"5 tahun lalu kita tanpa sengaja bertemu di lantai 2 JILC BTP. Sama2 pulang dari bimbingan. Karena kau mungkin baru di Makassar, anak rantau yang memperjuangkan studinya di kota daeng. Memberanikan diri bertanya kepada saya, "Tabe, dimana disini ada warnet, mauka kirim email." Senyummu saat itu pertanda bahwa kelak kita bisa jadi sahabat yang baik.

Kalau di tahun 2012, hampir seluruh murid bimbingan belajar bercita-cita untuk menjadi dokter, bersikeras untuk lulus di fakultas kedokteran. Kau beda. Katamu pilihan Allah selalu jadi yang terbaik. Meski itu bukan dengan jas dokter..

Saya yang lagi bersusah payah untuk tembus di FK, nyata-nyatanya mendapatkan kabar darimu, lewat pesan singkat kau bilang, "Alfi, luluska di peternakan Unhas bebas test. Alhamdulillah. Mauka ambil yang ini." Tanpa banyak bertanya, saya adalah orang yang pertama yang mendukung keputusan itu. Dan ternyata benar, kau berhasil menjadi yang terbaik, cumlaude di Fakultas Peternakan Unhas.

Beberapa bulan lalu, kita sempat bertegur sapa lagi. Kali ini lewat line. Saling menyapa dan mengenang perjuangan dulu. Terakhir kudengar kau ingin melanjutkan pendidikan S2 dengan jalur beasiswa. Saya kemudian menjadi orang yang paling setuju dengan keputusan itu. Meminta untuk kita berdua saling mendoakan masa depan masing-masing.

Pagi ini, saat selesai jaga di kamar operasi. Iseng2 cek Facebook. Beranda ini penuh dengan wajahmu. Kau berpulang. Kembali ke pangkuan yang maha kuasa dalam keadaan khusnul khatimah. Suatu kondisi yang paling dinantikan oleh seorang hamba tatkala akan bertemu dengan Tuhannya. Innalillahi wa Inna ilaihi rojiun. Terima kasih untuk semangatnya selama ini, Ichaaaa. Terima kasih untuk setiap pelajaran hidupnya yang paling berharga," tulisnya.

Berikut foto-foto Aisya Bahar:

\

Ayah Aisyah Andi Bahar Jufri, menceritakan anaknya meninggal usai shalat subuh.

Sebelumnya Ica sempat sahur karena berniat puasa sunah (Senin Kamis).

 "Sudah makan sahur, lalu pergi Salat Subuh di masjid. Pulang dari masjid, tadarusan di rumah. Tak berselang lama, setengah 7, ia sudah meninggal dunia," beber pria asal Bone ini.

Bahkan kata Bahar mengaku ia masih sempat menemani putrinya itu tadarusan.

Ica meminta ayahnya mengoreksi bacaan Al Quran-nya.

Sesaat kemudian Ica tiba-tiba terbaring di pangkuan ayahnya dan mengucapkan syahadat.

Selama ini kata Bahar, anaknya tak mengalami sakit yang serius.

Anaknya hanya sesekali mengelukan sakit kepala.

Namun selama ini tak ada vonis dari dokter terkait sakit anaknya ini.

Halaman :

Berita Lainnya

Index