Kronologi Penangkapan Chairul Ridho hingga Ditembak Mati Versi Polisi

Kronologi Penangkapan Chairul Ridho hingga Ditembak Mati Versi Polisi
Chairul Ridho

HARIANRIAU.CO - Tim gabungan Polda Sumut dan Polrestabes Medan berhasil menangkap Chairul Ridho warga Jalan Sunggal Gang Kenangan, Kecamatan Medan Sunggal.

"Jumat pagi, petugas menangkap Ridho di kantornya yang berada di Jalan Merak, karena kami sudah melakukan pengembangan dan Ridho ternyata sebagai transpoter mereka," kata Kasat Reskrim Polrestabes Medan AKBP Putu Yudha Prawira, saat melakukan paparan di Mapolda Sumut, Senin (15/1/2018) kemarin.

Ia mengatakan anggota menjemput Ridho di kantornya dan membawanya pergi untuk mendapatkan informasi tentang BNS yang sekarang masih belum diketahui keberadaannya dan sudah masuk ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).

Setelah itu, kata Kasat Reskirm, pada 13 Januari 2018 sekitar pukul 05.00 WIB tim gabungan melakukan pencarian di daerah Saentis untuk mencari barang bukti berupa uang hasil kejahatan sebanyak Rp 20 Juta.

"Tim gabungan ke rumah teman Ridho yang diketahui bernama Andi. Namun si Ridho tidak mengetahui alamat pasti si Andi di mana, tapi dia dapat menunjukkannya di mana," ujarnya.

Saat berada di Jalan Sampali Kampung Agas, Kecamatan Percut Seituan, di dalam perjalanan, tersangka Ridho ingin buang air besar.

Setelah Ridho diturunkan dan didampingi Bripka DP Rumapea dan Brigadir Ricki Swanda, sambung Putu, secara spontan Ridho melarikan diri namun dapat ditangkap kembali.

"Namun di situ sempat terjadi pergumulan antara tersangka Ridho dan Bripka DP Rumapea, dan Ridho merampas senjata milik Bripka DP Rumapea. Ridho membidik dan mencoba menembak Bripka DP Rumapea namun meleset," katanya.

Ia mengatakan melihat Ridho masih mengacungkan senjata ke arah Bripka DP Rumapea, Brigadir Ricky Swanda melakukan tindakan tegas terhadap Ridho dengan menembak tersangka dan mengenai dada sebelah kiri.

"Bripda Zainal Arifin Hasibuan menghubungi ambulans rumah sakit Bhayangkara Polda Sumut a/n Bayu untuk memberikan pertolongan kepada Ridho. Namun sampai di rumah sakit, Bhayangkara Polda Sumut, Ridho meninggal dunia," ungkapnya.

Terpisah, Kepala BRI Cabang Putri Hijau Amal mengatakan dan menegaskan kepada seluruh masyarakat Kota Medan, bahwa Chairul Ridho bukan pegawai BRI. 

"Dia itu bukan pegawai kita, jadi tidak ada urusannya dengan BRI," katanya saat dihubungi melalui selularnya seperti dimuat Tribun.

Ia mengatakan yang diketahui BRI adalah petugas Tambahan Kas Kantor (TKK) diluar dari itu, katanya, dirinya tidak mengetahui.

"Yang kami curigai adalah petugas TKK dengan inisial BNS dan ES alias H. Karena mereka merupakan orang dalam BRI. Satu memang petugas TKK dan satunya lagi adalah seorang sopir yang sudah bekerja selama 11 tahun di BRI."ujarnya dilaporkan riausky.

Jadi sekali lagi ditekankan, BRI tidak ada kaitan ataupun hubungan dengan Chairul Ridho. "Karena dia bukan orang BRI,"katanya.

Halaman :

Berita Lainnya

Index