Ingat Bocah Pemain Video Tak Senonoh dengan Tante-Tante? Mereka Dapatkan Ini dari Pemprov Jabar

Ingat Bocah Pemain Video Tak Senonoh dengan Tante-Tante? Mereka Dapatkan Ini dari Pemprov Jabar

HARIANRIAU.CO - Kasus beredarnya video asusila antara tiga bocah ingusan yang beradegan tak senonoh dengan tante-tante muda beberapa waktu lalu langsung menggegerkan masyarakat luas. Terlebih terkuaknya fakta upah yang diterima ketiga anak di bawah umur tersebut.

Dilansir dari laman Jawapos.com, ketiganya menerima uang dengan besaran nominal yang berbeda, yang mengejutkannya hanya di bawah angka Rp 1 juta. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Yusri Yunus.

“Bocah berinisial DN (9) mendapat bayaran Rp 300 ribu, SP (11) mendapat upah Rp 100 ribu. Sedangkan pemeran bocah dalam video lainnya berinisial RD (9) mendapat bayaran Rp 500 ribu,” tutur Kombes Pol Yusri Yunus pada Rabu (10/1), dikutip dari laman Jawapos.com, Rabu (10/1/2018).

Sempat mengalami trauma akibat kasus tersebut, nasib ketiganya akhirnya perlahan mulai membaik dengan adanya bantuan pendudukan khusus dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, seperti yang disampaikan oleh Kepala P2TP2A Provinsi Jawa Barat, Netty Heryawan.

“Dari P2TP2A bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Jawa Barat, memberikan layanan khusus kepada tiga korban kekerasan srksual,” terang Netty yang ditemui di Kantor Bappeda Jawa Barat, Rabu (17/1), dikutip Tribunnews.com, Jumat (19/1/2018).

Setelah sebelumnya melakukan observasi terhadap tiga anak yang terlibat dalam video cabul tersebut, diketahui bahwa dua dari mereka adalah anak putus sekolah. Dan dengan adanya bidang layanan pendidikan khusus dari Dinas Pendidikan Jabar, ketiga korban akan mendapatkan layanan pendidikan khusus.

Dan untuk satu korban yang masih sekolah, setelah menyelesaikan proses penyidikan dari kepolisian, ia akan dikembalikan ke sekolah. “Untuk seorang korban yang masih sekolah, kami akan mengembalikan ke sekolahnya, namun butuh waktu untuk memulihkan secara total kejiwaan korban,” tambah Netty.

Adapun solusi lain yang akan diberikan P2TP2A adalah fasilitas home schooling kepada para korban. Menurut rencana, ketiganya akan dikembalikan kepada orang tuanya masing-masing, meskipun oleh Netty untuk mewujudkan hal tersebut.

Pasalnya ada orang tua korban yang masih menjadi tersangka. “Ada dua orang tua korban yang masih jadi tersangka, maka untuk sementara akan kami bina, kalau perlu, nantinya akan dicarikan orang tua asuh,” pungkasnya.

Halaman :

Berita Lainnya

Index