Siswi SMP Korban Percintaan Maut Dikenal Rajin

Siswi SMP Korban Percintaan Maut Dikenal Rajin
Kondisi jenazah korban saat di BRSU Tabanan. (ISTIMEWA)

HARIANRIAU.CO - Seorang siswi SMP asal Tabanan, LGDS, 14 tewas setelah bercinta tiga ronde dengan pacarnya yang seorang buruh asal Seririt, GW, 25, Minggu (21/1). Percintaan maut itu terjadi di tempat kos kerabat GW yang sedang pulang kampung.

Pihak sekolah tempat korban selama ini menimba ilmu ikut berduka atas peristiwa tragis yang menimpa salah satu siswinya. Padahal selama ini, korban LGDS, 14, dikenal merupakan anak yang ramah dan tidak neko-neko.

Kepala Sekolah dari sekolah tersebut, INS membenarkan bahwa jika korban merupakan salah satu anak didiknya. Korban dikenal ramah, tidak neko-neko alias tidak macam-macam serta tidak pernah menunjukkan hal-hal aneh selama pemantauan di sekolah.

“Siswi kami ini juga selalau menjalankan tugas akademis, maupun piket dengan baik. Dan tidak pernah menunjukkan hal aneh selama pantauan kami disekolah,” tegasnya.

Dirinya menambahkan, korban termasuk siswi yang biasa-biasa saja, dan tidak ada hal yang menonjol dari dirinya selama di sekolah. Dalam bidang akademik, korban termasuk yang memiliki kemampuan di atas standar.

“Dari 28 orang siswa yang ada di kelasnya, siswi ini termasuk memiliki kemampuan menengah ke atas,” lanjutnya.

Hanya saja hingga Senin siang (22/1) pihak sekolah belum bisa memastikan kabar kematian korban karena belum sempat bertemu langsung dengan keluarga korban. Ia pun menuturkan bahwa, kabar kematian korban pertama kali ia dengar melalui Wakil Kepala Sekolah yang meneleponnya via seluler.

“Saat itu kami mendapatkan informasi bahwa ada siswi kita yang meninggal dunia karena kecelakaan. Namun kabar itu belum pasti sehingga saat langsung menghubungi Kelian Dusun tempat korban tinggal,” paparnya.

Sayangnya, telepon INS tidak diangkat oleh sang Kelian Dusun sehingga dirinya pun berusaha mendapatkan informasi dari sejumlah teman yang kebetulan rumahnya dekat dengan korban, namun tak juga mendapatkan jawaban pasti karena diwilayah tempat tinggal memang susah sinyal.

“Maklum kami ini di kampung, sinyal memang agak sulit. Sehingga saat memutuskan Senin (22/1) pagi-pagi sekali berangkat ke rumah korban untuk mencari informasi,” lanjut INS.

Dan dalam perjalanan menuju rumah korban, INS bertemu Kelian Dusun yang membenarkan bahwa korban meninggal dunia atas peristiwa tragis yang dialami. Kelian Dusun tersebut juga menyampaikan bahwa jenazah korban sudah dibawa ke RS Sanglah untuk diotopsi.

“Dengan begitu saya memutuskan untuk tidak ke rumah korban karena situasi di sana masih berduka tentu mereka akan merasa tidak nyaman. Sehingga besok (Selasa, Red) Wakil Kepala Sekolah dan Guru saya perintahkan ke rumah korban untuk kepastian peristiwa ini. Karena kebetulan saya ada acara yang sangat penting di Denpasar. Yang jelas kami sangat menyayangkan kejadian ini,” pungkasnya.

Hal serupa disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tabanan, I Gede Susila. Dikonfirmasi terpisah, pihaknya sangat menyayangkan peristiwa ini dan mengaku prihatin. Menurutnya, setelah berkoordinasi langsung dengan Kepala Sekolah tempat korban bersekolah, disampaikan bahwa korban selama ini memiliki sikap yang baik-baik saja, dan tidak ada yang menonjol.

“Maka dari itu atas kejadian ini, kami mengimbau para Kepala Sekolah untuk memberi perhatian lebih kepada para siswa dengan harapan kejadian serupa tak sampai terulang kembali,” tegasnya.

Pihaknya pun menyerahkan penanganan hukum kasus tersebut kepada pihak kepolisian.

Seperti diberitakan sebelumnya, peristiwa mengejutkan ini terjadi di Tabanan. Seorang siswi SMP meninggal usai ‘indehoi’ dengan pacarnya, Minggu (21/1). Jenazah siswi asal Selemadeg berinisial LGDS, 14, ini pun dibawa ke RS Sanglah untuk diotopsi. Sedangkan pacar korban, GW, 25, asal Seririt, Buleleng, kini telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun di lapangan, pada hari Minggu (21/1) sejoli yang tengah dimabuk cinta ini bertemu di Air Terjun Singsing Angin yang berlokasi di Desa Apit Yeh, Kecamatan Selemadeg, Tabanan, sekitar pukul 13.00. GW selanjutnya mengajak korban pergi ke kos salah seorang saudaranya yang berinisial KG di Jalan Debes Gang IV Nomor C7, Banjar Taman Sari, Desa Delod Peken, Kecamatan Tabanan.

Sebelumnya dua sejoli ini kenal melalui BBM sejak 29 Desember 2017 lalu, dan menjalin hubungan pacaran. Keduanya pun beberapa kali ketemuan dan melakukan hubungan badan.

Sesampainya di kos, mereka mengobrol dan menonton TV kemudian berlanjut dengan berhubungan badan sebanyak tiga kali. Ketika berhubungan badan untuk kedua kalinya, GW mengakui kelamin korban mengeluarkan darah. Setelah selesai bercinta, GW pun pergi ke kamar mandi.

Namun sekembalinya dari kamar mandi, GW menyaksikan sang kekasih sudah tak sadarkan diri. Menurut saksi yang merupakan tetangga kos GW, sebelum GW memutuskan untuk membawa korban ke rumah sakit, ia sempat meminta minyak telon kepada tetangga kosnya untuk membangunkan korban. Namun karena tak mempan, korban pun dilarikan ke UGD BRSU Tabanan sekitar pukul 15.30.

Sayang, saat tiba di UGD BRSU Tabanan, korban dinyatakan sudah meninggal dunia.

Halaman :

Berita Lainnya

Index