Keelokan Masjid Malik Saud Jeddah

Keelokan Masjid Malik Saud Jeddah
Masjid Malik Saud, Jeddah / Blogspot.com

HARIANRIAU.CO - Jeddah merupakan salah satu kota tempat berdirinya masjid resmi Kerajaan Arab Saudi. Masjid Raja Saudi (King Saud Mosque) telah dibuka sejak 1987. Perancangnya, Abdul Wajid al-Wakil, merupakan seorang arsitek asal Mesir yang telah banyak menyabet penghargaan. Tidak kurang dari 15 masjid raya di Arab Saudi merupakan hasil karya arsitekturnya.

Kompleks Masjid Raja Saudi memiliki luas 9.700 meter persegi. Bangunan utamanya seluas 2.464 meter persegi. Bahan dasarnya merupakan batu bata yang kokoh dan dilapisi warna putih yang dominan. Masjid ini tampak begitu elegan di tengah Distrik al-Syarafiyyah, Jeddah.

Salah satu ciri khas masjid ini adalah kubah-kubah putih di bagian atasnya. Ada belasan kubah kecil, dua kubah berukuran lebih besar, dan satu kubah utama. Letak mereka simetris di sisi utara dan selatan atap masjid ini.

Kubah utama terletak di tengah pada sisi timur. Garis tengahnya mencapai 20 meter dengan tinggi 42 meter. Bentuk kubah-kubah itu bercorak seni bangunan Arab pada umumnya. Penampakannya lebih menyerupai kerucut yang melebar pada sisi dasarnya.

Selain itu, ada pula menara yang menjulang di sisi barat laut pada bangunan utama. Menara ini 60 meter tingginya. Se bagai mana kubah-kubah tersebut, bentuk menara ini juga menampilkan ciri khas bangun an Arab.

Sekilas, menara Masjid Raja Saudi ini tidak berbeda dengan yang ditemukan pada Masjid al-Haram atau Masjid Nabawi. Lebar menara itu semakin ke atas, semakin mengecil, dengan balkon pada tiap tingkatnya. Sebuah sumber menyebutkan, inspirasi untuk menara beserta balkon-balkon pada sisinya itu berasal dari Masjid Sultan Hassan di Kairo, Mesir.

Keindahan Masjid Malik Saud

Namun, nuansa yang berbeda akan terasa ketika pengunjung memasuki  Masjid Malik Saud. Ada unsur-unsur arsitektur Persia, khusus nya pada gerbang yang menjadi pintu masuk menuju ruang shalat.

Bentuknya menyerupai iwan, yakni lengkung luas yang menjorok ke dalam pada dinding. Bila di Iran sana lengkung iwan itu dihiasi dengan ornamen berbentuk ukiran tetumbuhan, pola-pola geometris, untaian kaligrafi ayat-ayat Alquran, serta berwarna biru cerah, maka di Masjid Raja Saudi ini iwan itu di dominasi warna putih-krem serta polos daripada motif ornamen-ornamen. Namun, masih terdapat kaligrafi ayat-ayat suci Alquran yang terbingkai pada bentuk persegi-panjang.

Masih di bagian dalam Masjid Raja Saudi. Dominasi warna putih-krem tampak kontras namun indah dengan warna permadani yang menghampar di lantai ruang tempat shalat. Permadani itu menampilkan ornamen dengan motif tetumbuhan--sesuatu yang mengingatkan pengunjung pada corak arsitektur Persia.

Keindahan ini tampak cemerlang dengan tata cahaya yang sumber utamanya adalah lampu gantung. Bertaut dengan langit-langit kubah utama, lampu tersebut terdiri atas dua lingkaran besar dan kecil. Bila diper hatikan baik-baik, lampu gantung itu tampak berotasi, berputar pada sumbunya, secara pelan- pelan. Benda serupa tetapi berukuran lebih kecil juga tersebar merata pada seluruh langit-langit ruang tempat shalat di masjid ini.

Masjid Malik Saud ini dilengkapi dengan pelbagai fasilitas pendidikan Islami untuk umum. Diantaranya adalah perpustakaan publik dengan koleksi yang banyak dan variatif. Selain itu, ada pula madrasah yang diselenggarakan untuk anak-anak dan remaja. Setiap hari Jumat, terdapat majelis-majelis ilmu agama Islam dan ceramah di masjid ini.

Letak Masjid Raya Saudi cukup strategis. Ia hanya 15 menit dari pelabuhan Jeddah Islamic Seaport. Kemudian, hanya perlu waktu kurang dari satu jam untuk mencapai Masjid al-Haram di Makkah. Pengelolaan masjid ini berada langsung di bawah pemerintahan pusat lantaran fungsinya sebagai masjid resmi kenegaraan.

Sumber: republika.co.id

Halaman :

Berita Lainnya

Index