Simpang Siur Kronologis Siswa Pukul Guru Hingga Tewas Bikin Netizen Murka, Ternyata Begini Ceritanya

Simpang Siur Kronologis Siswa Pukul Guru Hingga Tewas Bikin Netizen Murka, Ternyata Begini Ceritanya

HARIANRIAU.CO - Akun Facebook trduga pelaku pemukulan terhadap guru kesenianSekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Torjun menjadi incaran warganet. MH (17) memukul guru bidang seni rupa bernama Ahmad Budi Cahyono (26) hingga meninggal dunia di RSUD Dr Soetomo, Surabaya, pada hari Kamis (1/2/2018) sekitar pukul 21.40 WIB.

Polisi menduga tewasnya Budi disebabkan pecahnya pembuluh otak di leher setelah terkena pukulan MH di depan kelas.

Dikutip harianriau.co dari tribunnews.com, dilihat dari akun Facebook pelaku.

Semua postingan yang ada di akun tersebut menjadi bulan-bulanan warganet.

Ada beberapa postingan yang menarik perhatian warganet.

Satu diantarnya yakni foto H berseragam pramuka duduk di dalam kelas.

Seperti kronologi yang dipaparkan AKBP Budi Wadiman, melansir Kompas.com, kejadian yang menimpa Budi terjadi di dalam kelas.

Belum jelas memang apakah kelas di foto H merupakan lokasi kejadian.

Selain itu, beberapa postingannya pun dianggap bertolak belakang dengan tindakan yang telah ia lakukan pada guru Budi.

Ketika pengorbanan tak dianggap, ketahuilah bahwa kamu sedang belajar tentang cara PEDULI

Shalimah Salimah : Kalo gamau dinasehati y berperilakulah yang BAIK! Pke logika gen...

Ema Cie Rose Angels : Gk mau ngalah padahal salah itu gara2 kebesaran ego... Jdi nglunjak ujung2nya ngebunuh alasannya harga diri ..Ckckckck...

Andi Kolaskin Nasa : Iyo akhirnya bunuh org

Fernanda Meyrizal : Gurumu mengalah. Dan gurumu lu injak!!!

Kronologi

Dikutip wartawan TribunnewsBogor.com dari Kompas.com, AKBP Budi Wadiman selaku Kapolres Sampang menyebut terjadi simpang siur informasi yang beredar di masyarakat.

Bahkan, ungkapnya, ada pula pihak yang langsung mempublikasikan keadaan meski belum mengetahui detail kejadiannya.

Atas dasar ini, berikut kronologi penganiayaan HI terhadap sang guru versi polisi dibagikan.

1. Pada Kamis (1/2/2018) sekitar pukul 13.00, korban mengisi pelajaran seni melukis di halaman depan kelas XII.

Semua siswa diberi tugas melukis.

Pelaku tidak menghiraukan apa yang ditugaskan korban.

2. Korban kemudian menegur pelaku agar mengerjakan tugas seperti temannya yang lain.

Teguran itu tetap tidak dihiraukan pelaku.

3. Karena teguran tidak dihiraukan, korban kemudian menggoreskan cat ke pipi pelaku.

4. Pelaku tidak terima dan mengeluarkan kalimat tidak sopan.

5. Karena tidak sopan, korban memukul pelaku dengan kertas absen.

6. Pukulan itu ditangkis pelaku dan langsung menghujamkan pukulan ke pelipis sebelah kanan korban.

Akibatnya, korban tersungkur.

7. Murid yang lain melerai pelaku dan korban.

8. Korban bangun setelah terjatuh.

Lengan kiri korban lecet karena menahan tubuhnya saat terjatuh.

9. Seusai kejadian tersebut, seluruh siswa masuk kelas.

Di dalam kelas, pelaku sempat meminta maaf kepada korban disaksikan murid-murid yang lain.

10. Setelah pelajaran usai, korban dan pelaku pulang ke rumahnya masing-masing.

Korban masih sempat bercerita kepada kepala sekolah tentang kejadian pemukulan yang dilakukan muridnya.

11. Setiba di rumah, korban langsung istirahat karena mengeluh pusing dan sakit kepala.

Sekitar pukul 15.00, korban dibawa ke Puskesmas Jrengik, Kabupaten Sampang.

Karena pihak Puskesmas tidak mampu menangani, korban kemudian dirujuk ke rumah sakit daerah Kabupaten Sampang.

Korban kembali dirujuk ke rumah sakit DR Soetomo, Surabaya.

12. Pihak rumah sakit kemudian menangani korban dan korban dinyatakan mengalami mati batang otak (MBO), yang menyebabkan seluruh organ tubuhnya tidak berfungsi.

Dokter memprediksi, korban tidak akan hidup lama.

13. Sekitar pukul 21.40, korban dinyatakan meninggal dunia.

Korban kemudian langsung dibawa pulang ke rumahnya di Sampang.

"Saya luruskan, tidak ada penghadangan korban oleh pelaku setelah jam pulang sekolah.

Kejadian penganiayaan yang sebenarnya di depan halaman kelas," kata Budi.

Halaman :

Berita Lainnya

Index