Astaga! Pelarian Sepasang Remaja Usai Sang Cowok Membunuh Temannya

Astaga! Pelarian Sepasang Remaja Usai Sang Cowok Membunuh Temannya

HARIANRIAU.CO - Kasus penikaman yang dilakukan oleh remaja berinisial GP (15) terhadap Stevano (17), warga Kairagi, Kota Manado, berujung kematian korban pada Sabtu (24/2/2018) pukul 23.30 Wita. Kejadian tersebut bermula dari chattingan di media sosial Facebook. Korban saat itu mengirim pesan ke inbox akun facebook pacar GP berinisial A.

"Dia (korban) tanya, dimana? Saya jawab, di perum. Dia (korban) balas oh io dang," ujar A, di Mapolsek Mapanget pada Senin (26/2/2018) malam dilaporkan tribunmanado.co.id

Remaja A mengaku sudah sering saling chatting dengan korban. Namun belum pernah bertemu.

"Dia (korban) selalu menanyakan saya dimana," ujarnya.

Saat A membalas chattingan korban, tersangka GP melihatnya.

"Dia (GP) minta handphone saya. Katanya mau putar lagu. Sementara putar lagu handphone tetap ia (GP) pegang," ujar A.

GP kemudian membalas chattingan korban dengan kalimat, "kyapa soh?".

"Di situ pacar saya (GP) kemudian dengan akun Facebook saya, mengajak korban untuk bertemu di Rumah Temannya yang saat itu sedang ada pesta. Pacar saya tidak bilang apa-apa," ujar A.

Beberapa saat kemudian, tibalah korban bersama satu temannya mengendarai sepeda motor.

"Pacar saya (GP) bilang napa dia (mengatakan ini dia sudah datang). Saya kemudian temui dia (korban) sekitar 15 meter dari lokasi acara," ujar A.

Saat sedang berbasa basi, tiba-tiba datang GP menghampiri.

"Dia (korban) sempat mengucapkan selamat malam dan mau berkenalan. Karena gelap saya tidak melihat apa yang terjadi selanjutnya. Saya sempat mendengar tidak terlalu jelas, pacar saya mengatakan sesuatu," ujar A.

Setelah itu, GP kemudian langsung mengajak pacarnya A pergi.

"Saya dengar dia bilang basah. Saya tanya kamu (GP) apakan korban. Namun dia (GP) tidak menjawab. Nanti di Paniki baru dia perlihatkan saya pisau yang berlumuran darah. Saat itu ia mengendarai motor sangat kencang," ujar A.

Setelah menikam Stevano, GP bersama pacarnya A melarikan diri dan bersembunyi dari polisi.

Selama empat jam sejak pukul 23.30 hingga 04.30 Wita, GP (15) dan pacarnya A (15) berdiam diri di rumah temannya di Paniki.

Kemudian pada Minggu (25/2/2018) pukul 04.30 Wita, mereka bergerak ke Maumbi Minut.

Di sana mereka bersembunyi di rumah kosong yang dijadikan tempat minum keras sejumlah pemuda di sana. GP dan A tidur di rumah kosong, makan hingga mandi.

"Saya tetap mandi, namun pakaian itu-itu saja. Kalau makan dibawakan oleh temannya (GP). Karena kebetulan ada pesta di kompleks situ," ujar A kepada Tribun Manado.

Baik GP maupun A, tidak mau keluar dari rumah kosong itu karena takut ditemukan warga.

Saat itu mereka ditemani teman-teman GP. Bernyanyi dan memainkan musik.

"Meski demikian, saya lihat dia (GP) hanya menunduk sambil memegang kepalanya. Selama di rumah kosong kami tidak bisa tertidur," ujar A.

GP mengaku dia takut bukan dengan polisi.

"Dia takut ditemukan warga. Takut dihakimi. Katanya kalau ditemukan polisi dia sudah pasrah dan siap mempertanggungjawabkan perbuatannya," ujar A.

Sejak saat itu GP dan A tidak kemana-mana lagi. Mereka berdiam diri saja. Keduanya memang menjalin hubungan asmara hampir dua bulan.

Hingga Senin (26/2/2018) pukul 10.00 Wita, mereka ditemukan Tim Gabungan Polsek Mapanget dan langsung dibawa ke Mapolsek Mapanget selanjutnya ke Sel Tahanan Polresta Manado.

Halaman :

Berita Lainnya

Index