Ketika Setan Mengaku Tuhan

Ketika Setan Mengaku Tuhan
ilustrasi

HARIANRIAU.CO - Suatu saat seorang ulama terkenal Syekh Abdul Qadir Jaelani diuji oleh kedatangan setan yang mengaku menjadi Tuhan. setan tersebut menyuruhnya meminum minuman keras. Namun Syekh Abdul Qadir Jaelani tak menyerah dan tak menuruti setan.

Pada suatu hari Syekh Abdul Qadir Jaelani, seorang ulama terkenal berencana merantau ke suatu tempat yang jauh. Syekh Abdul Qadir mendapat tugas untuk menyelesaikan suatu masalah di luar daerahnya. Maka ia pun harus pergi ke sana. Abdul Qadir memutuskan untuk pergi seorang diri.

Saat ia melewati hamparan padang pasir yang sangat luas, tak diduga perbekalan makanan dan minuman yang sudah ia siapkan habis di tengah perjalanan. Saat itu ia juga merasa sangat lelah. Saat itu jugalah setan menggoda dan menguji keteguhan imannya kepada Allah.

Untuk menunggu desa selanjutnya dan membeli makanan di sana, rasanya masih sangat jauh. Sedangkan untuk kembali lagi ke desa sebelumnya juga lumayan memakan waktu dan jarak yang tak dekat.

SUARA ANEH

Akhirnya Abdul Qadir Jaelani memutuskan untuk beristirahat sejenak. Di tempatnya beristirahat, Abdul Qadir Jaelani juga berharap agar ada seseorang yang datang dan berbaik hati mau memberinya sedikit air dan makanan. "Ya Allah, berilah hamba kekuatan," ucapnya lirih dalam hati.

Karena sudah lama ia menunggu, tak sengaja ia tertidur di tempat ia duduk. Beberapa saat kemudian ia terbangun karena ada suara-suara aneh.

Ternyata di tengah-tengah waktu istirahatnya itu, tiba-tiba ada sebuah bejana dari perak melayang di udara mengarah padanya. Lalu perlahan-lahan bejana yang diselimuti awan di atasnya itu turun kepadanya.

Saat itu juga terdengarlah suara gaib di sekitar angkasa, tempat bejana tersebut berada, "Hai Abdul Qadir, minumlah isi bejana ini. Hari ini Aku telah menghalalkan kamu makan dan minum semua yang selama ini aku haramkan. Dan, telah kugugurkan semua kewajiban untukmu," Suara gaib yang mengaku menjadi suara Tuhan itu ternyata menyuruh Abdul Qadir untuk meminum minuman haram yang berada di dalam bejana tersebut.

IMAN YANG KUAT

Awalnya Abdul Qadir Jaelani agak kaget dan heran. Tapi sebagai orang yang arif, Abdul Qadir cukup tahu dan sadar bahwa suara gaib yang menyerupai wahyu itu hanya setan yang menggoda keteguhan imannya. Ia pun tak menghiraukan suara-suara itu. Ia juga tidak tergoda sedikit pun dengan air yang terlihat sangat segar itu.

"Ya Allah Yang Maha Penolong, bantulah hamba-Mu yang lemah ini untuk menghadapi setan laknat itu."

Setelah berdoa, ia pun mengusir setan itu. Abdul Qadir memang sangatlah membenci iblis yang tak pernah mau berhenti menggoda manusia. Lalu berkatalah ia, "Hai mal'un, pergilah engkau dari sini," ujarnya membentak.

Tapi bejana itu tak bergeming. Setan itu tidak meninggalkan Abdul Qadir Jaelani. Mungkin setan itu berpikir, jika Abdul Qadir Jaelani melihat terus menerus air segar itu, maka hati dan imannya akan luluh dan tak kuat.

Karena semakin jengkel dengan ulah setan yang tak mau menyerah, Abdul Qadir Jaelani pun berkata lagi, "Aku tidak akan tergoda. Sesungguhnya aku menyadari, aku tidak lebih mulia dibandingkan dengan Nabi Muhammad Saw di sisi Allah Taala. Kepada Rasulullah saja tidak mungkin berlaku ketentuan semacam itu. Barang yang diharamkan Allah selamanya tetap haram, dan kewajiban hamba kepadanya tidak pernah digugurkan, termasuk pada diriku," ujarnya tegas.

Lantas ia melempar bejana tersebut agar ia mau pergi meninggalkannya. Seketika itu juga bejana perak berisikan minuman haram itu menghilang. Abdul Qadir Jaelani pun bersyukur, ia masih diberi iman yang kuat dan terhindar dari godaan setan.

sumber: http://religi.hanyatauaja.com

Halaman :

Berita Lainnya

Index