Mitos Kutu Rambut yang Sering Dianggap Fakta

Mitos Kutu Rambut yang Sering Dianggap Fakta
ilustrasi

HARIANRIAU.CO - Kalau mendengar kutu rambut, apa yang terlintas dalam pikiran Anda? Pasti pandangan bahwa kutu itu dapat berpindah dari satu kepala ke kepala lainnya karena rambut yang kotor dan tidak terawat. Itu adalah salah satu pandangan yang seringkali beredar luas.

Namun ternyata, masih ada mitos lainnya seputar kutu rambut yang seringkali dipercaya sebagai fakta oleh banyak orang, terutama para wanita. Apa sajakah itu?

Kutu Tidak Tertarik Kecuali dengan Rambut yang Kotor Saja

Bisa dipastikan, pandangan ini salah. Bahkan sebaliknya, kutu rambut itu sama sekali tidak tertarik dengan rambut kotor. Artinya, jika kita mendapati rambut anak kita kutuan, itu bukan berarti karena ia tidak mau menjaga kebersihan rambutnya. Walaupun kita membersihkan rambut setiap hari, kutu itu tetap tidak akan bisa dihilangkan begitu saja. Sebab, hewan yang satu ini memiliki kemampuan untuk berhadapan dengan air dan sampo.

Kedua, Kutu Berpindah dari Satu Kepala ke Kepala Lainnya

Ini juga pandangan yang salah. Kutu itu sama sekali tidak memiliki sayap. Maka, ia tidak mungkin terbang atau berpindah dari satu kepala ke kepala lainnya. Ia berpindah karena persentuhan langsung antar kulit.

Perlu kita ketahui bahwa hewan yang membuat kita asyik menggaruk ini, tidak semata-mata berada di kepala. Ia juga hidup di bagian tubuh lainnya, dan mampi bertahan selama 36 jam. Maka, untuk menjaga rambut setiap anggota keluarga, yang perlu diperharikan adalah kebersihan rumah dengan memperlihat perkakas-perkakas yang ada, kemudian juga sprei kasur, pakaian-pakaian yang basah, kemudian juga yang tidak kalah pentingnya adalah handuk.

Ketiga, Jikalau Anak-Anak Tidak Garuk-Garuk Kepalanya, itu Artinya Rambutnya Tidak ada Kutunya

Pandangan ini sama sekali tidak benar. Bisa saja anak kita itu menjadi sarang kutu-kutu kecil, tepatnya telur-telurnya yang akan menetas setelah 7 hari berlalu. Dan selama masa ini, ia tidak merasakan gatal sedikitpun. Maka, disarankan kepada kita orangtua untuk mengecek kepala anak-anak kita, khususnya di belakang daun telinga. Kutu itu senang di tempat yang adem. Tanpa kita sadari, bisa saja kutu itu bersarang di kepala anak kita. Setiap harinya, ia mampu menghasilkan 10 biji telur.

Keempat, Bahan Kimia Lebih Efektif dari Bahan Alami

Pandangan ini juga bisa dipastikan salah. Bahan-bahan kimia yang banyak terdapat di apotik, itu hanya mampu mengurangi penyebaran kutu. Bahkan, bau dari bahan kimia ini dan kandungan bisa merusak akar rambut. Apalagi jikalau dipakai berlebihan, kutu itu akan kebal terhadap bahan kimia yang bisa dipakai. Makanya, kenapa kita tida mau coba bahan-bahan alami yang ada di tengah-tengah kita? Seperti kuning telur, zaitun, jus bawang, atau yang lainnya. Intinya resep alami yag sudah turun-temurun di masyarakat kita.

Apapun jenis penangkal kutu rambut yang kita gunakan, ada satu alat yang kita tidak mungkin berlepas darinya, yaitu sisir. Dengan alat yang satu ini, kutu-kutu rambat bakal bisa dibabat. Kemudian yang tidak kalah pentingnya, konsultasikan masalah rambut kita itu dengan pakarnya.

sumber: denisarifandi

Halaman :

Berita Lainnya

Index