Tujuh Mahasiswi ini Tercyduk jadi PSK Online, Rp 2 Juta Sekali Kencan

Tujuh Mahasiswi ini Tercyduk jadi PSK Online, Rp 2 Juta Sekali Kencan
Para mahasiswi dan germo saat ditunjukkan saat konferensi pers di Mapolresta Banda Aceh. (foto: merdeka.com)

HARIANRIAU.CO - Polresta Banda Aceh mengungkap praktik dugaan prostitusi online yang melibatkan 7 terduga mahasiswi dan seorang mucikari. Edan, tarifnya Rp 2 juta untuk sekali kencan.

Saat konferensi pers di Mapolresta Banda Aceh, Jumat (23/3/2018), 7 mahasiswi dan 1 mucikari (8 orang) ditunjukkan kepada wartawan. Namun semuanya memakai masker, sementara germonya memakai sebo dan memakai baju tahanan.

Petugas menyebutkan, pengungkapan mucikari dan 7 mahasiswi terduga pekerja seks komersil (PSK) tersebut berawal dari informasi yang disampaikan masyarakat. Untuk melakukan penyelidikan, petugas kemudian melakukan penyamaran.

Komunikasi dengan germo berinisial MRS dilakukan via WhatsApp (WA). Setelah polisi berhasil meyakinkan, MRS kemudian mengirim beberapa foto. Ketika itu, polisi memesan dua PSK berinisial AYU dan CA.

Setelah harga cocok, transaksi selanjutnya dilakukan di sebuah hotel di kawasan Aceh Besar. Polisi saat itu menyerahkan uang Rp 4 juta untuk menyewa dua PSK. Seusai transaksi, seorang PSK langsung diamankan, sedangkan germo ditangkap di area parkir.

Setelah menangkap keduanya, polisi melakukan pengembangan. Enam terduga PSK lain selanjutnya diamankan di beberapa lokasi di Banda Aceh. Ketujuh terduga PSK ini adalah AYU (28), CA (24), RM (23), DS (24), RR (21), IZ (23), dan MU (23).

“Enam orang perempuan yang kita amankan ini merupakan mahasiswi dan satu orang pekerja swasta,” kata Kapolresta Banda Aceh AKBP Trisno Riyanto dalam konferensi pers di Mapolresta.

Mereka diciduk pada Rabu (22/3/2018) sekitar pukul 23.00 WIB. Setelah diamankan, mereka diboyong ke Mapolresta Banda Aceh untuk menjalani pemeriksaan. Hingga sore tadi, mereka masih diamankan di Mapolresta. “Dua akan ditahan, yaitu MRS dan AYU. Sementara yang lain akan dibina,” ungkap AKBP Trisno.

Menurut Kapolresta, tarif para perempuan ini masing-masing Rp 2 juta. Mereka dipertemukan dengan calon pelanggan oleh germo MRS lewat aplikasi chatting WhatsApp. MRS sendiri sudah dua tahun menjalani bisnis tersebut.

“Perempuan yang kita amankan ini merupakan jaringan MRS. Modus operasinya MRS mengirim foto ke pelanggan yang memesan,” jelasnya.

Saat diperiksa, para mahasiswi itu diduga nyambi melayani lelaki hidung belang untuk mencukupi kebutuhan hidup. “Mungkin mencukupi kebutuhan hidup mereka. Kan perlu gaya sekarang. Enam perempuan ini mahasiswi dan satu karyawan swasta,” tambahnya.

Menurut Kapolresta, para perempuan ini nyambi menjadi PSK online atas kemauan sendiri. Bukan paksaan atau dijebak. “Mereka semua sadar (melakukan itu),” sebutnya.


sumber: medansatu
editor: Ragil

Halaman :

#Kepergok Mesum

Index

Berita Lainnya

Index