Gara-gara Tak Ada Makanan, Pria ini Tega Aniaya Istrinya dengan Sapu

Gara-gara Tak Ada Makanan, Pria ini Tega Aniaya Istrinya dengan Sapu

HARIANRIAU.CO - Entah apa yang ada dalam pikiran SD, 46. Hanya gara-gara tak ada makanan di meja, dia tega menghajar istrinya dengan menggunakan gagang sapu, hingga tiga gagang sapunya patah.

Awalnya, cacian dan makian dilontarkan sang suami kepada Mawar (bukan nama sebenarnya), 46, warga Kelurahan Tanjung Laut, Kecamatan Bontang Selatan. Tak puas hanya memaki istrinya, SD lantas menghajar istrinya menggunakan gagang sapu.

Tiga gagang sapu patah lantaran dipakai untuk memukul Mawar. Kasubag Humas Polres Bontang Iptu Suyono menceritakan kronologis awal memuncaknya emosi SD terjadi sepekan sebelumnya.

Loading...

Saat itu, anak pertama SD pulang larut malam. SD lantas memarahi. Namun sang anak mendapat pembelaan dari Mawar.

“Entah masih dendam, sepekan setelahnya barulah kejadian pemukulan dengan gagang sapu itu terjadi,” jelas Suyono dikutip dari Bontang Post (Jawa Pos Grup), Rabu (11/4).

Jumat (6/4) pagi, sekira pukul 07.30 Wita, SD pulang dari bekerja. Ketika hendak makan, dirinya mendapati tak ada makanan di atas meja. SD pun memanggil Mawar. SD bertanya kepada Mawar mengapa tidak ada makanan.

“Dengan lantang istrinya menjawab bahwa dirinya tak memiliki uang karena belum gajian. Istrinya bilang ‘Beli saja sendiri di pasar, kan ada uang mu’,” ujar Suyono menirukan ucapan Mawar kepada SD.

SD pun kesal serta menendang tumpukan cucian baju dan langsung ke dapur mengambil sapu. Melihat suaminya mengambil sapu, Mawar langsung berlari ke kamar.

Di dalam kamar, SD bertanya mengapa Mawar tidak berangkat bekerja. Namun Mawar mengaku masuk siang.

“Kenapa kamu tidak keluar saja dari rumah ini? Aku sudah muak lihat kamu!” kata SD kepada Mawar.

Lantas Mawar menjawab bahwa rumah tersebut miliknya sehingga dia tak akan keluar dari rumah itu. SD pun memukul Mawar mulai dari betis sampai paha. Pemukulan dilanjutkan ke bagian badan Mawar, punggung, dan kepala hingga berulang kali.

Suyono menambahkan, SD memukuli Mawar dengan keras hingga gagang sapu patah. Masih tak puas, SD mengambil sapu lainnya. Menerima pukulan bertubi-tubi, sambil menangis Mawar meminta SD menghentikan penganiayaan.

“Sudahlah pak, sakit semua badanku kau pukul terus. Lebih baik bunuh saja aku agar hilang penderitaanku,” kata Suyono menirukan kata-kata korban.

Pemukulan sempat berhenti pukul 09.30 Wita. Setelah kejadian itu, SD meminta Mawar membelikan rokok satu slop. Saat Mawar meminta uang, bukan uang yang diterima, SD justru kembali memukul Mawar. Sambil membawa jaket dan kunci motor, Mawar berlalu menuruti perintah SD.

Mawar pun pulang dari warung, dirinya hanya membawa 1 bungkus rokok. Melihat Mawar tak menurut, SD kembali naik pitam.

Pukul 12.00 Wita, Mawar berangkat kerja. Saat pulang kerja, Mawar tidak kembali ke rumahnya namun pulang ke rumah kakak iparnya dan menceritakan hal yang telah dialaminya.

“Mawar pun diajak ke rumah sakit dan ke Polres untuk membuat laporan polisi,” terang Suyono.

KDRT Sering Terjadi

Kejadian Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang dialami Mawar sudah sering terjadi. Bahkan sejak 2006 lalu, suaminya sudah tak pernah memberinya uang belanja dan jika diminta justru suaminya marah.

Dari hasil pemeriksaan tersangka, Suyono mengatakan SD merasa kesal dan dongkol saat sedang mendidik anaknya yang saat itu pulang larut malam malah justru dibela sama istrinya.

Tak hanya itu, istrinya juga sering melawan perintahnya hingga membuatnya frustrasi. “Atas laporan dari istrinya, tersangka pun kami amankan Sabtu (7/4) lalu sekira pukul 22.40 Wita di rumahnya dan tanpa perlawanan,” imbuhnya.

Atas perbuatannya, SD diduga melanggar Pasal 44 ayat 1 UU RI Nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.

“Ancaman hukumannya paling lama 5 tahun dengan denda paling besar Rp 15 juta,” tukasnya.

Sumber: jawapos

Halaman :

Berita Lainnya

Index