Kisah Dua Pemuda Inhil yang Kini Jadi Polisi

Kisah Dua Pemuda Inhil yang Kini Jadi Polisi

HARIANROAU.CO - Percayalah, bahwa setiap usaha dan kerja kerasmu hari ini, tak akan pernah mengingkari hasil akhir, dikemudian hari. 

Ungkapan itu nampak sangat dihayati betul oleh dua orang pemuda gagah, Brigadir Polisi Dua Pebriyanto (20) dan Brigadir Polisi Dua Perima Aldi Yoga Saputra (20).

Berangkat dari ketidakmampuan keluarga secara ekonomi, dengan tekad yang kuat, menafikan ejekan yang diterima, ditambah dukungan dari orang - orang yang bersimpati pada perjuangan mereka, akhirnya mereka berhasil mewujudkan cita - cita menjadi Bhayangkara Negara.

Ditemui disela - sela kesibukan keduanya magang di Bag, Sat dan Sie yang ada di Polres Indragiri Hilir, kedua pria muda itu menceritakan kisahnya yang dipenuhi kesulitan hidup.

BRIPDA Pebriyanto yang lahir di Tembilahan, 2 Februari 1998, menceritakan betapa sulitnya hidup yang harus dijalaninya, dalam menyelesaikan sekolah.

"Ibu hanya buruh cuci, sedangkan ayah tak ada lagi," kata alumnus SMAN 1 Tembilahan Hulu tahun 2017 itu, dengan nada tertahan. 

Tak menyerah dengan keadaan, putra ketiga dari 4 bersaudara, dari Bapak Bastian (alm) dan Ibu Asnah itu, membulatkan tekad, untuk terus berjuang. Sosialisasi yang terus menerus dilakukan oleh Polres Indragiri Hilir, bahwa masuk Polisi tidak bayar, makin menambah semangatnya.

Walau masih ada nada skeptis dari sebagian orang, Pebri tak surut. Berkat doa Ibu dan dorongan orang tua angkatnya, Defri Ghifari Anwar, pemegang sabuk hitam Dan I Lemkari itu, akhirnya berhasil mewujudkan mimpinya menjadi Polisi.

Kisah yang hampir mirip, dialami BRIPDA Perima Aldi Yoga Saputra. Alumnus SMAN 1 Tembilahan Kota tahun 2017 itu, menceritakan kisah getirnya.

"Ibu saya hanyalah TKW, sedangkan Ayah sudah lama berpulang," tutur lelaki kelahiran Pelanduk tanggal 10 Oktober 1998 itu.

Sadar dengan keadaan, Peri tetap mencoba menyelesaikan sekolah. Dukungan dari Masfar (kala itu adalah Kepala Desa Pelanduk), menambah motivasinya. Saat ada pembukaan pendaftaran jadi anggota Polri, putra kedua dari 2 bersaudara, dari Bapak Salahudin (alm) dan Ibu Mariana, mencoba peruntungannya.

Adik dari Deni Angga Agustian itu, sekarang telah menjadi Bintara Remaja Polri dan bertugas di kampung halamannya sendiri.

Kedua polisi muda itu mengatakan, selama mengikuti test, tidak sepeserpun mereka membayar.

"Kami hanya mengeluarkan uang untuk keperluan sendiri dan untuk ongkos ke tempat seleksi. Banyak rekan satu angkatan, yang kehidupan orang tuanya, setara dengan kami," ungkap mereka.

Kepada putra dan putri Indragiri Hilir, yang berkeinginan jadi anggota Polri, kedua putra asli Indragiri Hilir itu berpesan agar terus berlatih dan pantang menyerah.

Kalau punya prestasi dan keahlian, akan lebih menunjang dalam seleksi. BRIPDA Pebriyanto sendiri adalah karateka dan pernah menjuarai kejuaraan tingkat Sumatera, sedangkan BRIPDA Perima Aldi Yoga Saputra, pernah jadi juara 2 cabang lari 100 dan 800 meter, O2SN Riau di Pekanbaru, mewakili Kabupaten Indragiri Hilir.

Saat ditanya, dibidang apa ingin bertugas, dengan kompak dan sedikit malu - malu, mereka menjawab "kami ingin bertugas di Binmas," alasannya sederhana, mereka ingin lebih dekat dan berbaur dengan masyarakat.

BRIPDA Pebriyanto dan BRIPDA Perima Aldi Yoga Saputra, adalah bagian dari 36 orang Bintara Remaja Lulusan Diktuk Bintara Polri TA 2018, yang ditempatkan di Polres Indragiri Hilir. Sebelumnya Polres Indragiri Hilir, mengirimkan 14 orang putra putri terbaiknya, untuk mengikuti pendidikan, tapi 1 orang lainnya  dipercaya untuk menjadi anggota Densus 88 Polri, sehingga hanya 13 orang yang dikembalikan, untuk mengabdi di Negeri Hamparan Kelapa Dunia ini.

Halaman :

Berita Lainnya

Index