Imbas Kekalahan Pilgubri, Golkar Buka Peluang Musdalub

Imbas Kekalahan Pilgubri, Golkar Buka Peluang Musdalub
Ilustrasi

HARIANRIAU.CO - Imbas kekalahan Arsyadjuliandi Rachman-Suyatno pada pemilihan gubernur Riau (Pilgubri) membuka peluang terjadinya musyawarah daerah luar biasa (Musdalub) Partai Golkar.

Andi Rachman menurut hitungan real count KPU berada diurutan ke-2 dengan raupan suara lebih kurang 24%. Torehan tersebut terpaut jauh dengan capaian paslon nomor urut 1, Syamsuar-Edy Natar, yang meraih suara hampir 40%.

Pengamat politik Universitas Riau, Mexaxai Indra, mengatakan opsi musdalub tersebut besar kemungkinan terjadi. Hal itu merujuk rekam jejak Partai Golkar di Riau. Meski begitu, jelas Indra, musdalub itu mesti dilakukan dengan soft (lembut).

"Untuk mengawal kebijakan Syamsuar-Edy di parlemen, tentu diperlukan sokongan suara politik yang masif. Nah jika nanti Syamsuar yang jadi Ketua DPD Golkar Riau, maka mesti ada komunikasi politik dengan partai pengusung. Kalau nanti Pak Syamsuar cepat lupa diri, melupakan partai pengusung, tentu akan menimbulkan konflik internal," paparnya kepada Riau1, Jum'at (29/6/2018).

Riau sendiri memang dikenal sebagai basis suara Golkar. Jika merunut torehan kursi partai Beringin tersebut di DPRD Riau pada periode 2014-2019 yang mencapai 14 kursi. Torehan yang sama juga berpeluang terjadi pada pemilu tahun depan.

Hanya saja, kata Indra, selain membangun komunikasi dengan partai pengusung.Syamsuar selaku pemenang juga mesti mencermati sosok Edy Natar. Pasalnya, mantan Danrem Wirabima itu punya peluang untuk menjadi Ketua DPD I Golkar.

"Kita kan tahu ada king maker dibalik Paslon Syamsuar-Edy, ada Rusli Zainal. Rusli Zainal itu kan punya jaringan baik di Riau maupun di tingkat DPP Golkar. Kalau nanti Pak Edy yang jadi ketua Golkar Riau, ini tentu juga membuat tak nyaman Syamsuar," sambungnya.

Disinggung, mengenai apa tindakan  Syamsuar untuk internal Golkar bila terjadi Musdalub, sebut Indra, Bupati Siak tersebut perlu menjaga citra diri.

"Citra pak Syamsuar selama ini dihadapan publik adalah orang yang santun. Jadi bila Pak Syamsuar nantinya melakukan pembersihan terhadap orang-orang Golkar yang tak mendukungnya saat pilgub, maka ia akan dianggap sebagai orang yang melakukan politik balas dendam."

Halaman :

Berita Lainnya

Index