Kemuliaan Guru Ngaji, Wafat Usai Salat Maghrib

Kemuliaan Guru Ngaji, Wafat Usai Salat Maghrib
ilustrasi

HARIANRIAU.CO - Hj Aminah menghabiskan hidupnya di jalan dakwah. Sejak masih remaja, ia sudah mengabdikan dirinya di lembaga pendidikan Alquran di rumahnya hingga di usia terakhirnya. Dengan balutan kain putih, wajahnya tersenyum berseri.

Tepat tahun 2009 lalu, kepergian Hj Aminah, 78 tahun warga Kecamatan Buduran, Sidoarjo, diwarnai dengan keterkejutan masyarakat sekitar.

Semasa hidupnya, Aminah terkenal dengan kesederhanaannya. Sejak usianya remaja, ia sudah mengajar di Lembaga Taman Alquran (TPA). Saat itu minat membaca masyarakat tidak seperti sekarang. Bisa terhitung beberapa orang yang mau melaksanakan wajib belajar sembilan tahun yang digalakkan oleh pemerintah.

Belajar di sekolah formal saja masyarakat enggan, apalagi belajar mengaji? Namun, semangat juang Aminah pada saat itu sangat luar biasa. ia berjalan dari rumah ke rumah untuk mengajak anak-anak sekitar belajar mengaji.

Diceritakan oleh Ummul Khasanah, 45 tahun, murid sekaligus tetangga Aminah, sosok guru tanpa tanda jasa melekat pada dirinya. Ummu ingat betul bagaimana perjuangannya untuk mencerdaskan dan mengajari ilmu agama di masyarakat sekitar. Saat itu tidak banyak yang mau belajar, namun Aminah tetap tak pantang menyerah.

"Saya ingat betul saat Bu Haji (sapaan akrab Hj Aminah) mengajar di tahun-tahun 1980-an, waktu itu saya duduk di bangku SD, tidak banyak anak-anak yang mau belajar mengaji, termasuk saya. Tapi, Bu Haji selalu datang ke rumah buat jemput mengaji di rumahnya. Terus seperti itu selama bertahun-tahun," kenang Ummu.

Menurut wanita berjilbab ini, Aminah adalah sosok yang sangat sabar dan perhatian. Semua mengenalnya sebagai seorang ahli ibadah. Saat remaja, ia selalu aktif di pengajian kampung. Setelah menikah dan mempunyai keluarga, kecintaannya di dunia pendidikan agama Islam tidak pernah berhenti. Ia terus berjuang di jalan dakwah.

"Bu Haji itu orangnya sangat ikhlas, tidak pernah pamrih dengan apa yang dilakukannya. Sejak dulu sampai akhir hayat, beliau tidak pernah meminta bayaran atas jasanya mengajar. Beliau selalu bilang, asalkan kami rajin datang mengaji sudah menjadi bayaran yang tidak terhingga dari Allah SWT," jelasnya.

Perjuangannya yang dilandasi keikhlasan dan niat mencari rida Allah SWT berbuah manis, ia tidak hanya menjadi guru ngaji di rumahnya. Taman Pendidikan Alquran mulai di bangun dan kian lama santrinya semakin banyak. Tenaga pengajar pun juga semakin banyak.

"Kebanyakan yang mengajar TPA adalah mantan murid-murid Bu Haji. Meskipun sudah tua, beliau tidak pernah absen untuk mengajar," ujar Ummuh.

WAFAT USAI SALAM

Keinginannya untuk terus mengajar mengaji memang tidak bisa dikalahkan. Secara fisik, usia Aminah yang sudah lebih dari 70 tahun tidak seperti orang kebanyakan. Dia tetap sehat dan bugar. Namun, usia yang sudah menginjak senja pastilah sering mengalami kesakitan.

Syaifudin Ahmad, putra kedua Aminah, menjelaskan, ibunya tersebut tidak pernah menderita penyakit yang berat, penyakit yang diderita hanya penyakit ringan seperti pusing, demam, dan capek-capek. "Umi tidak pernah sakit, bahkan sampai opname, paling-paling kecapekan habis jalan jauh, baru beliau minta pijit saya atau yang lain," ucap Udin.

Tidak ada tanda-tanda bahwa guru ngaji tersebut akan meninggalkan orang-orang yang dicintainya. Ibarat hujan di terik siang. kabar wafatnya guru ngaji tersebut sontak mengagetkan seluruh lapisan masyarakat. Tanpa sakit dan masih bersosialisasi dengan masyarakat, kabar duka tersebut tiba-tiba datang.

"Waktu itu Umi memang tidak sakit, bahkan sehat-sehat saja. Dan, yang berbeda waktu itu, malam sebelumnya umi bilang ke kami bahwa ia mau istirahat. Kami berpikir, mungkin sedang capek, jadi ingin istirahat. Tidak berpikir beliau akan meninggalkan kami," jelas Udin.

Beduk Magrib berkumandang, seperti biasanya, Aminah pergi shalat berjamaah di musala. Bersama-sama dengan jamaah lain, Aminah melaksanakan shalat tiga rakaat tersebut. Menurut jamaah setempat, usai rakaat ketiga dan mengucapkan salam, tiba-tiba tubuh Aminah terjatuh. Dalam balutan mukena putih, Aminah meninggal dalam keadaan husnul khatimah.


sumber: akuislam.id

Halaman :

Berita Lainnya

Index