Pembunuhan Sadis Sering Didasar Cinta dan Perselingkuhan

Pembunuhan Sadis Sering Didasar Cinta dan Perselingkuhan

HARIANRIAU.CO - Pembunuhan sadis banyak terjadi karena dilatarbelakangi masalah seks dan perselingkuhan. Peristiwa-peristiwa berikut ini menjadi fakta penyebab kematian tragis seseorang.

Kasus pembunuhan disertai mutilasi terhadap wanita hamil, Nur Atikah pada April 2016 lalu cukup menghebohkan publik. Setelah melakukan pemeriksaan dan penyelidikan, polisi menetapkan Kusmayadi alias Agus alias Petrus sebagai tersangka, dan dinyatakan sebagai buron. 

Agus diketahui sebagai kepala Rumah Makan Gumarang tempat Nur Atikah bekerja. Keduanya terlibat asmara terlarang yang berujung pada kehamilan Nur dan menjadi sebab mengapa Agus gelap mata tega membunuh dan memutilasinya. 

Setelah melakukan pengejaran, Agus akhirnya berhasil ditangkap saat berada di sebuah rumah makan Padang di Surabaya, Jawa Timur. Agus pertama kali bertemu Nuri (korban) di RM Gumarang sekitar bulan Juni 2015, saat itu Nuri bekerja sebagai kasir, lalu Nuri pindah ke RM Gumarang Taruna, Cikupa.

Walaupun berbeda tempat kerja, kedua tetap berhubungan melalui telepon dan SMS, 2 bulan kemudian di bulan Agustus kedua bertemu di KFC Citra Raya Cikupa. Tersangka mengaku masih bujang dan Nuri mengaku janda. Lalu sepakat untuk mencari tempat tinggal di kontrakan H Malik dekat Pasar Cikupa.

Setelah tinggal se rumah, keduanya kerap melakukan hubungan badan. Akhirnya Nuri mengetahui bahwa tersangka sudah memiliki istri dan terjadi pertengkaran. Setelah tinggal sebulan Nuri menyampaikan bahwa telat datang bulan, kemudian diperiksa di bidan dekat Pasar Kamis.

Kasus perselingkuhan yang berujung kematian tragis juga terjadi antara Ferdianto (23) dan Jeni Nurjanah (25). Ferdianto dan Jeni sebenarnya sudah berkeluarga. Keduanya terlibat hubungan asmara di lokasi kerja yang sama di Apartemen Bellezza, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Jeni berprofesi sebagai PRT di unit 30LV05, sedangkan Ferdianto (23), yang berprofesi sebagai petugas keamanan di apartemen tersebut. 

Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Tubagus Ade Hidayat, menjelaskan kasus pembunuhan itu bermotif sakit hati. Tubagus menyebut, kejadian berawal saat Jeni dan Ferdianto sepakat untuk bertemu di tangga darurat lantai 30 Tower Lovre Apartemen Bellezza.

Kematian tragis juga dialami seorang karyawati Enno Parihah (18) alias Indah. Dia ditemukan tewas di mess pabrik tempat dia bekerja dengan kondisi bersimbah darah dan sebuah gagang cangkul menancap di kemaluannya. Aparat Polda Metro Jaya berhasil meringkus terduga pembunuh gadis asal Kampung Bangkir, Kelurahan Pegandikan, Lebak Wangi, Kabupaten Serang tersebut.

Tak berapa lama, Polda Metro Jaya akhirnya menetapkan tersangka pelaku pembunuhan Eno. Ketiganya bernama RAr alias Arif (24), RAl alias Alim (16) dan IH alias Ilham (24) diringkus polisi pada 15 Mei lalu sekira pukul 04.00 WIB.

Sementara itu, pada Sabtu (11/4/2015) lalu seorang wanita bernama Deudeuh Alfisahrin (26) ditemukan tewas di kamar kosnya, di Jalan Tebet Utara 15-C, Jakarta Selatan. Korban yang merupakan wanita panggilan dengan nama Tata itu, ditemukan dengan mulut tersumpal kaos kaki, dan belitan kabel dilehernya dengan tubuh polos tanpa pakaian.

Pelaku pembunuhan Deudeh diketahui bernama M. Prio Santoso, pelanggan terakhir Deudeuh Alfisahrin alias Tata alias Mpi. Prio diringkus satuan Jatanras Polda Metro Jaya di Batu Papak, Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat. Saat itu, Prio tengan tidur pulas bersama sang istri yang tengah hamil dan anaknya.

Awalnya, polisi mencurigai guru bimbingan belajar itu karena namanya ada dalam daftar tamu. Deudeuh terbiasa mencatat identitas dan waktu kedatangan para pria hidung belang sebagai arsip pribadi. (Mdk)

Halaman :

Berita Lainnya

Index