Ingat! Anggota Polri Dilarang Main Pokemon Go!

Ingat! Anggota Polri Dilarang Main Pokemon Go!

HARIANRIAU.CO, JAKARTA - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar mengatakan, pihaknya melarang anggota kepolisian memainkan game Pokemon Go demi tidak mengganggu tugas yang sedang diemban.

“Hanya orang yang tidak sibuk yang masih sempat bermain Pokemon,” katanya saat dikonfirmasi wartawan, Senin (18/7/2017).

Ia menegaskan, tugas yang diemban polisi di lapangan bertumpuk karena sangat banyak.

“Jadi saya rasa, polisi tidak ada yang pakai Pokemon. Tidak dibenarkan itu. Apalagi main di dalam Mabes,” tambahnya.

Ia bahkan mengatakan kalau orang-orang warga yang memainkan game itu pun dilarang berada di kawasan Mabes Polri di Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, karena merupakan objek vital.

“Tidak bisa sembarangan orang masuk ke kawasan ini tanpa izin khusus. Jadi, jangan sampai melanggar batas-batas hak orang lain. Apalagi sampai menerobos ke objek vital,” tegasnya.

Seperti diketahui, Pokemon Go yang dirilis Niantic Labs pada pekan pertama Juli 2016, langsung merebut perhatian para gamers karena metoda permainannya yang dinilai mengasyikkan.

Game virtual ini dimainkan dengan menggunakan GPS (Sistem Pemosisi Global), sehingga saat memainkannya semua orang diajak berjalan-jalan ke sana ke mari untuk menangkap para tokoh monster dalam game tersebut, seperti Pikachu dan Jigglypuff, di tempat-tempat yang dekat dengan lokasi dimana game ini dimainkan, dan pemain game ini kemudian dapat melatih monster-monster itu untuk bertanding.

Karena pola permainannya ini, game Pokemon Go akan membuat orang mendatangi tempat-tempat tertentu, termasuk bia saja kawasan Mabes Polri atau objek vital lainnya, jika sinyal GPS menunjukkan kalau di situ ada monster Pokemon.

Tak hanya itu, karena asyiknya pemainan ini, seorang pegawai cafe di Slandia Baru bahkan memutuskan untuk berhenti bekerja demi untuk memburu monster pokemon dengan ponselnya.

Sementara sejumlah pengguna permainan ini di Amerika mengaku pernah menabrak tiang listrik dan pohon karena saking asyiknya bermain, pandangan mereka hanya tertuju pada ponsel dan tidak memperhatikan situasi di depannya.

Terkait adanya kekhatiran bahwa game ini juga dapat dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk melakukan spionase, Boy menyatakan bahwa hal itu masih harus diteliti lebih jauh.

Namun demikian diakui, kewaspadaan terhadap teknologi buatan asing tentu terus diperkuat. “Kita lihat saja,” pungkasnya. (Cic)

Halaman :

Berita Lainnya

Index