HARIANRIAU.CO, INDRAGIRI HILIR - Kabupaten Indragiri Hilir sejak beberapa tahun terakhir telah mulai mengupayakan kebangkitan sektor pariwisata berbasis sejarah budaya dan olahraga sebagai lokomotif baru perekonomian daerah dimasa depan, untuk menopang sektor Pertanian yang telah sejak lama menjadi andalan daerah.
“Hal tersebut hanya akan terwujud apabila sektor usaha kecil menengah bidang ekonomi kreatif dapat kita perkuat, melalui integrasi dan sinergi dengan unit-unit koperasi dan UMKM sebagai penopang kebangkitan masyarakat berdikari,” kata Wardan. Senin (19/9/2016).
Dia juga mengatakan bahwa Kabupaten Indragiri Hilir memiliki karakteristik daerah berparit-parit dan mendapat julukan Negeri Seribu Parit dengan potensi perkebunan kelapa dalam yang sangat luas sebesar 391.745 Ha dan perkebunan kelapa hibrida seluas 37.365 Ha yang tersebar dibeberapa kecamatan sehingga disebut juga Negeri Hamparan Kelapa Dunia.
Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bahwa Riau merupakan Provinsi dengan produksi terbesar untuk kelapa dalam di Indonesia, dimana sentra terbesar di Indragiri Hilir sebesar 82,15%.
“Untuk menjaga kestabilan harga kelapa maka Kabupaten Indragiri Hilir berusaha memasukkan Kelapa sebagai salah satu komoditi yang masuk dalam Sistim Resi Gudang (SRG) upaya tersebut telah membuahkan hasil seiring dengan diterimanya SK Bappebti yang diserahkan bertepatan dengan Milad ke-51 Kabupaten Indragiri Hilir pada bulan juni yang lalu.,” ucap Wardan pada peringatan hari Koperasi Ke-69 di Kabupaten Indragiri Hilir.
Kegiatan yang dilaksanakan di Gedung Engku Kelana yang di hadiri Deputi Kementrian Koperasi dan UKM RI Bidang Restrukturisasi Usahan Yuana Sutyowati, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Riau, Darius Husin, Anggota DPRD Provinsi Riau dan DPRD Indragiri Hilir, Sekda Said Syarifuddin, dan Pejabat Eselon serta Camat se-Kabupaten Indragiri Hilir.
Ragil Hadiwibowo
.jpeg)
