Pernikahan Putri Sulung, HM Wardan Ingatkan Undangan...

Pernikahan Putri Sulung, HM Wardan Ingatkan Undangan...

HARIANRIAU.CO. INDRAGIRI HILIR - Kado adalah bagian yang biasanya tidak bisa terpisahkan dalam acara pernikahan. Para tamu undangan biasanya jauh-jauh hari sudah memikirkan apa kado yang akan diberikan untuk yang memiliki hajat.

Lantas bagaimana jika di Resepsi Pernikahan itu pihak tuan rumah meminta para tamu undangan yang akan hadir tidak boleh membawa kado? Unik memang, dan mungkin lebih tegas lagi bisa dikatakan aneh.

Tapi itulah fakta yang terjadi di acara Pernikahan Putri Sulung Bupati Indragiri Hili (Inhil), HM Wardan. Pada undangan yang disebar, tertulis larangan membawa kado atau hadiah pada Resepsi Pernikahan yang digelar Senin (12/12/2016) besok di Kediaman Bupati Inhil.

Saat dimintai keterangannya, Bupati 'Negeri Seribu Parit' (sebutan Inhil) mengatakan, bahwa pesta pernikahan itu adalah untuk kebersamaan, bukan semata-mata mengharapkan kado atau hadiah.

"Terlebih lagi kita (tuan rumah, red) lebih menjunjung adat dan Budaya Melayu dalam melangsungkan pernikahan ini," jelas Wardan.

Saat disinggung mengenai kekhawatiran adanya gratifikasi, Wardan tidak menampiknya. "Mungkin itu juga, selain sebagai orang tua dan mertua, saya ada seorang kepala daerah. Tentu posisi saya ini sarat akan isu gratifikasi," ujar Wardan.

Lantas bagaimana dengan anak dan menantunya melangsungkan pernikahan tanpa adanya kado atau hadiah? Wardan mengaku pihak keluarga sangat mengerti. "Keluarga malah mendukung. Jadi semua bisa berjalan baik," sambung Wardan.

Ahad (11/12/2016) dilaksanakan ijab kabul pernikahan putri pertamanya Nanda Eka Wahyuni BA MA akan diucapkan oleh calon menantunya dr Nopian Hidayat. Kemudian besok, Senin (12/12/2016), dilanjutkan dengan resepsi yang mengundang seluruh masyarakat Inhil.

"Alhamdulillah anak pertama saya akan melaksanakan salah satu sunah rasul yaitu menikah. Dengan kebahagiaan ini besok kita akan adakan pesta rakyat yaitu resepsi yang insyaallah akan mengundang seluruh masyarakat Inhil. Melalui media ini pula saya kembali mengundang seluruh masyarakat yang kami mohon maaf jika undangan fisiknya tak sampai. Harap maklum, panitia pastilah ada khilafnya," ucap Wardan.

Teristimewa, pernikahan putri sulung Wardan yang berjodoh dengan seorang dokter itu, mengangkat adat pernikahan budaya Melayu Inhil. Seluruh prosesi adat yang sulit kita jumpai zaman ini, diangkat kembali dalam upacara suci yang bertempat di kediaman dinas Bupati Inhil, Tembilahan tersebut.

"Sebagai orang Melayu Inhil asli tentu salah satu kewajiban saya untuk melestarikan dan mengangkat budaya asli ini kembali. Saya berharap dengan ini akan menimbulkan semangat untuk kita menjaga adat budaya ini," ujar Wardan.

Menurut jadwal rangkaian, upacara adat tersebut telah dimulai sejak Rabu (30/11/2016) lalu. Prosesi pertama itu dikenal dalam budaya Melayu dengan nama 'Menggantung' yakni renjis tepuk tepung tawar terhadap semua alat yang akan digunakan dalam upacara pernikahan ini termasuk pendirian tenda.

Kemarin, Sabtu (10/11/2016) prosesi dilanjutkan pula dengan berandam, betangas, mandi tolak bala, dan inai curi yakni prosesi memasang inai kepada pasangan pengantin. Pagi tadi, dilanjutkan pula dengan khataman kitab suci Al Quran.

Sore ini, menjelang akad nikah yang akan diselenggarakan ba'da Isya, prosesi meminang, antar tanda serta antar belanja akan diselenggarakan. Setelah akad nikah malam ini dilanjutkan dengan adat menyembah orang tua dan cecah inai. Sementara itu, sebelum resepsi besok hari upacara adat yakni berarak, belawe (berbalas pantun), hingga silat digelar.

"Kami memohon pula doa dan restu kepada seluruh masyarakat agar kedua anak kami ini dapat mengarungi bahtera rumah tangga dengan sakinah, mawadah, warohmah," harap Wardan. (Senuju)

Halaman :

Berita Lainnya

Index