Pengguna Jasa Pengiriman Kargo Keluar Negeri Masih Lesu

Pengguna Jasa Pengiriman Kargo Keluar Negeri Masih Lesu

HARIARIAU.CO, PEKANBARU - Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim (SSK) II, Pekanbaru menyebut, pengiriman kargo tujuan luar negeri dari Provinsi Riau kembali mengalami kelesuan dalam beberapa tahun terakhir.

"Kalau untuk tujuan luar negeri, kini cuma ratusan kilogram saja. Itu pun, tidak setiap hari," ucap Junior Manajer Gudang Kargo Bandara Internasional SSK II, Mikoyan Rumengan di Pekanbaru, Selasa.

Dia berkata, pihaknya sebagai pengelola terminal kargo di bandara setempat sangat beraharap dapat meningkat lagi bisnis kargo melalui transportasi udara.

Sebab setiap hari terjadi frekuensi penerbangan langsung dari Pekanbaru rute Singapura, dan Kuala Lumpur, serta daerah lain di negeri jiran Malaysia.

Tercatat penerbangan pergi pulang dilayani maskapai Sil Air dan Jetsar secara bergantian satu kali sehari, dan Kuala Lumpur dilayani AirAsia dengan frekuensi satu kali sehari.

Ketiga operator itu mengoperasikan pesawat berbadan sempit dengan lorongan tunggal yakni tipe Airbus A320 kapasitas 180 kursi dengan muatan kargo sering tidak terisi.

"Bagaimana dibilang, Pelakunya sendiri belum bergerak, atau kata lain belum ada permintaan. Padahal banyak komoditasnya di Riau bisa dijual seperti ke Singapura," katanya.

Mikoyan mengaku, saat ini pengiriman kargo di dominasi rute domestik dengan angka total rata-rata pada semester pertama tahun ini sekitar 37 ton setiap hari.

"Alat produksi kami, kan ada dua. Yakni maskapai, dan pelaku usaha jasa kargo. Bila salah satu saja lesu, maka tidak menjadi produksi di gudang kargo kami," terangnya.

Tercatat pada tahun 2013, bandara Pekanbaru pernah mengekspor 3,5 ton sayuran jenis sawi dengan negara tujuan Singapura, setelah lima tahun vakum.

"Sekarang kami bersama Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura, kembali dorong petani agar menanam komoditas sayur tujuan ekspor, sehingga bisa membantu perekonomian warga," kata Direktur Utama Agro Damai Sejahtera, Ibnu Mas ud.

Ia merinci, ekspor sayuran sawi 3,2 ton tersebut dilakukan dalam dua tahap. Untuk tahap pertama direalisasikan sebanyak 1,7 ton, dan tahap kedua 1,5 ton.

Terjadinya kevakuman ekspor selama lima tahun terakhir karena pemerintah terutama provinsi kurang mendukung komoditas holtikultura di Riau.

"Terakhir, kami melakukan ekspor sawi pertama ke Singapura di tahun 2008 sebanyak 1,2 ton," terangnya. (Antarariau)

Halaman :

Berita Lainnya

Index