Rupiah Nangkring di 13.632/Dolar AS

Rupiah Nangkring di 13.632/Dolar AS
Ilustrasi

HARIANRIAU.CO JAKARTA - Nilai tukar rupiah kembali memperlihatkan kinerja yang baik, Senin (1/2/2016), karena berhasil menguat dalam empat hari berturut-turut.

Menurut Bloomberg, rupiah ditutup menguat 1,06% atau 146 poin ke Rp13.632/dolar AS dari penutupan Jumat yang nangkring di Rp13.778/dolar AS.

Rupiah dibuka menguat tipis 0,02% atau 3 poin ke Rp13.775/dolar, dan sepanjang hari ini bergerak di zona penguatan dalam kisaran Rp13.538-Rp13.780/dolar AS.

Rupiah berhasil menempatkan diri di posisi terkuat dalam dua bulan, namun sejak perdagangan tahun ini dibuka pada 4 Januari 2016, rupiah masih kehilangan 1,14%.

Penguatan rupiah terjadi di samping karena dolar melemah terhadap sebagian besar mata uang dunia, juga karena kebijakan Bank of Japan (BoJ) yang memberlakukan suku bunga acuan di bawah nol, dan sinyal Bank Sentral Eropa yang akan memberi stimulus lanjutan guna memikat arus masuk ke aset lokal.

“Kebijakan moneter Jepang dapat menyebabkan pelemahan yen yang bisa menjadi negatif bagi prospek beberapa negara berkembang yang bergantung pada ekspor, namun mungkin menguntungkan negara-negara dengan konsumsi domestik yang kuat seperti Indonesia. Beberapa investor juga berspekulasi akan ada pelonggaran kebijakan moneter dari bank sentral lainnya,” kata Kim Kwie Sjamsudin, Kepala Penelitian Yuanta Securities Indonesia kepada Bisnis.

Blommberg JP MOrgan Asia Dollar Index yang mengukur kekuatan greenback terhadap mata uang di Asia sore ini terpantau menguat tipis 0,03% ke level 105,58, namun melemah 0,15% terhadap enam mata uang global yang menjadi rival utamanya, sehingga jatuh ke level 99,45.

Euro menguat 0,27% ke 1,0860/dolar AS, poundsterling naik 0,24% ke 1,4278/dolar AS, Aussie jatuh 0,25% ke 0,7066/dolar AS dan yen yang terpukul oleh kebijakan Boj, tergelincir 0,08% ke 121,2400/dolar AS.

Dari 10 mata uang utama di Asia minus yen, lima melemah dengan dipimpin ringgit yang jatuh 0,33%, sementara rupiah memimpin penguatan dengan diikuti baht yang naik 0,28% dan peso yang naik 0,21%.

Yuan yang kembali dihantam buruknya data pabrikan China pada Januari, tergelincir 0,04%. (Citraindonesi)

Halaman :

Berita Lainnya

Index