200 Ekor Sapi di Siak Mati Mendadak, Ini Penyebabnya...

200 Ekor Sapi di Siak Mati Mendadak, Ini Penyebabnya...
Ilustrasi

HARIANRIAU.CO, SIAK - Hingga pertengahan Januari 2017 ini, Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Siak mencatat, lebih dari 200 ekor sapi warga mati mendadak.

Kematian sapi jenis Bali yang diserahkan Pemkab Siak kepada warga itu disebabkan serangan virus Jembrana atau parasit darah.

"Kalau dihitung sejak tahun 2013, sudah ada 200 ekor lebih sapi yang mati di Siak akibat virus ini. Di tahun 2016 sampai sekarang, sudah ada 100 ekor lebih, sapi yang mati," kata Kepala Bidang Produksi dan Pengembangan Peternakan Disnakan Kabupaten Siak Muhammad Wahiduddin beru - baru ini.

Dia mengatakan, pada akhir November hingga Desember 2013 lalu, sebanyak 30 ekor sapi yang mati. Sedangkan pada tahun 2016 ini sekitar 100 ekor lebih sapi Bali yang dinyatakan positif terserang virus Jembarana.

"Itu baru yang melapor, kita perkirakan ada sekitar 50 sapi yang mati tapi tak dilaporkan warga. Jelas ini menganggu popularitas sapi di Siak," ujarnya.

Disnakan Siak sudah melakukan langkah pencegahan dengan pemberian vaksin terhadap ternak yang belum terkena virus guna mengurangi gejala, terutama di daerah yang dianggap endemik.

"Hampir seluruh kabupaten yang ada di Riau terkena virus ini. Bahkan provinsi lain pun juga banyak sapi mereka yang mati," jelasnya.

Dijelaskan Wahiddudin, adapun gejala umum sapi Bali yang terserang virus Jembrana, diantaranya masa inkubasi empat hingga 12 hari disertai tanda-tanda suhu tubuh meningkat hingga 42 derajat Celsius. Diare yang bercampur darah, terjadi pembengkakan pada kelenjar limfeprescapularis, prefemoralis dan parotis.

"Terlihat adanya bercak darah pada kulit, lesu dan tidak mau makan, hingga kematian mendadak," paparnya.

Untuk mengurangi resiko terkena virus Jembrana ini, dengan cara mengkarantina sapi Bali sakit atau memisahkan ternak yang masih dalam kondisi sehat. Pembakaran terhadap kotoran tercemar yang menjadi tempat hidup lalat (vektor).

"Selain itu pembersihan kandang dengan melakukan penyemprotan desinfeksi dan peralatan kandang seperti makan dan minum," pungkasnya.

 

Sumber: Goriau

Halaman :

Berita Lainnya

Index