Rokok Elektrik Bisa Sebabkan Kanker

Rokok Elektrik Bisa Sebabkan Kanker
Ilustrasi

JAKARTA - Rokok elektrik, sering disebut juga vape atau e-cigarette, awalnya diciptakan di Cina pada tahun 2003 oleh seorang apoteker untuk mengurangi asap rokok, dan merupakan salah satu cara untuk membantu orang-orang untuk berhenti merokok.

Namun, berdasarkan keterangan hello sehat, Senin (6/3/2017), rokok elektrik bisa menyebabkan kanker atau peradangan di paru-paru.

Untuk meneliti penggunaan rokok elektrik terhadap kesehatan paru, tim peneliti dari Hellenic Cancer Society, Athena, dilansir dari Daily Mail, meneliti 54 perokok tembakau dan vape berusia 18-31 tahun.

Dari kesemuanya, 27 menderita asma ringan. Peneliti mengukur fungsi paru-paru mereka setelah masing-masing kelompok merokok rokok tembakau dan menghirup vape.

Peneliti juga menguji apakah paru-paru mereka memperlihatkan gejala peradangan, dengan mengukur berapa banyak oksida nitrat (NO) yang dihembuskan. NO merupakan molekul gas yang dihasilkan oleh sel-sel di saluran pernapasan sebagai respon peradangan.

Para peneliti menemukan pengguna rokok elektrik memperlihatkan hasil yang lebih buruk pada kedua tes tersebut daripada orang yang tidak menggunakan vape. Dan temuan itu lebih parah pada penderita asma.

“Rokok elektronik segera merusak fungsi paru-paru, yang berlangsung selama kurang dari 30 menit setelah merokok,” tandas Dr Andreas Lappas, dari Hellenic Cancer Society, Athena, penulis studi.

Lanjut Lappas, hasil ini menunjukkan bahwa seperti yang terjadi dengan merokok tembakau, vaping memiliki efek jangka pendek yang lebih berbahaya pada penderita asma dibandingkan dengan perokok yang sehat. Efek peradangan dalam paru ini dapat memicu penyakit paru dari waktu ke waktu.

Mengomentari studi ini, The British Lung Foundation mengakui bahwa vaping dapat membahayakan paru-paru. Studi lain menemukan bahwa sampel sel darah putih yang terpapar uap asap rokok elektrik melepaskan senyawa penyebab peradangan, menunjukkan bahwa menghirup uap vape mungkin memiliki efek yang sama dalam tubuh. (Cic)

Halaman :

Berita Lainnya

Index