Syuting Ritual Kanibal India, Penyiar TV Ini Makan Otak Manusia

Syuting Ritual Kanibal India, Penyiar TV Ini Makan Otak Manusia

NEW DELHI - Seorang penyiar televisi (TV) memakan otak manusia yang telah dimasak oleh kelompok kanibal di India selama syuting film dokumenter. Adegan itu untuk tayangan televisi CNN itu pun menuai kecaman.

Penyiar televisi bernama Reza Aslan. Dia terlibat langsung ritual kanibal sebuah kelompok agama di India yang dikenal sebagai Aghoris. Kelompok ini dikenal memakan mayat manusia dan minum dari tengkorak.

Adegan yang dijalani Aslan merupakan yang pertama dari enam episode film dokumenter CNN. Selain menjalani hidup sebagai kanibal, kelompok Aghoris yang hidup nomaden juga meminum urine mereka sendiri dan melumuri tubuh dengan abu dari jasad orang yang meninggal.

Aslan sejatinya seorang sarjana teologi. Film dokumenter itu dia buat untuk menjelaskan praktik-praktik aneh dari kelompok agama di India.

Menurut laporan Washington Post, penyiar televisi itu memakan otak manusia yang disuguhkan kelompok Aghoris. Aslan juga menuliskan pengalaman anehnya itu diFacebook. ”Ingin tahu apa rasanya otak seorang pria yang sudah meninggal? Arang. Itu dibakar hingga garing!”.

Selama syuting dokumenter itu, Aslan melakukan wawancara dengan kelompok Aghoris, namun dianggap terlalu cerewet. Ekspresinya berubah total ketika kelompok Aghoris mengancam akan membunuhnya.

”Saya akan memotong kepala Anda jika Anda terus berbicara begitu banyak,” kata salah satu anggota kelompok kanibal Aghoris saat mengancam Aslan.

Salah satu guru spiritual kelompok itu menggenggam sesuatu di tanganya dan mulai memakannya. Tak lama kemudian, dia melemparkan sampah ke arah Aslan dan kru kamera.

Aslan lantas mengalihkan pandangannya ke direktur film dokumenter dan berkata; ”Saya merasa ini mungkin seperti sebuah kesalahan”.

Film dokumenter itu dikecam umat Hindu di Amerika Serikat, termasuk pelaku industri ternama Shalabh Kumar. Dia menyebut tayangan itu sebagai “serangan menjijikkan terhadap agama Hindu”.

“Hindu telah diserang karena sebagian besar warga Hindu Amerika mendukung Trump selama kampanye pemilu,” katanya, melalui Twitter, yang dikutip Jumat (10/3/2017).

Namun, Aslan membela diri atas kecaman Kumar. ”Ini acara tentang Aghori, bukan Hindu,” balas Aslan di Twitter. 

Halaman :

Berita Lainnya

Index