Kisah 'Preman Pensiun' yang Beralih Profesi Jadi Driver Ojek Online

Kisah 'Preman Pensiun' yang Beralih Profesi Jadi Driver Ojek Online

JAKARTA – Sisi kelam kerap dialami seseorang di dalam hidupnya. Tak jarang hal tersebut dijadikan pelajaran untuk bisa menjalani hidup dengan lebih baik.

Hal itu yang dirasakan oleh Herdiansyah yang tinggal di Tangerang, Banten ini, sehari-hari memang kerap berurusan dengan dunia yang dekat dengan kekerasan dan kriminalitas. Dia pun dikenal sebagai preman dan kerap beradu otot.

Kerasnya hidup di jalanan bahkan sampai terbawa ke rumah. Dia sering bertengkar dengan istri dan anaknya. Salah satu sebabnya, adalah faktor finansial yang terbilang minim.
Namun, sekitar 3 tahun lalu, Herdiansyah akhirnya insaf dan memilih untuk mencari rizki dengan cara yang halal.

“Dulu pokoknya semua hal yang brutal, penuh kekerasan, dan tanpa sopan santun itu dunia yang saya jalani selama bertahun-tahun. Kini masa kelam sudah saya sudah tinggalkan sepenuhnya. Enggak kepikiran sama sekali mau hidup seperti itu lagi. Sekarang fokus hidup yang baik saja untuk keluarga,” kata Herdiansyah belum lama ini.

Perubahan ini dimulai pada 2013 lalu. Saat itu Herdiansyah mulai terbesit dalam hati dan pikiran untuk mulai berubah. Tekanan hidup yang makin tinggi membuat sadar bahwa dia tidak bisa terus-menerus ‘bertarung’ di dunia rentan yang aksi kriminalitas.

Sadar keterampilannya tidak terlalu banyak, ia pun mencoba menjadi tukang ojek. “Karena saya cuma bisa mengemudikan motor, jadi pilih ngojek saja,” ujar dia.

Beroperasi di depan pusat perbelanjaan Tangerang City, perlahan kehidupannya membaik. Namun penghasilannya masih jauh dari cukup. Beban hidup yang mesti dia tanggung masih cukup berat.

Hingga pada 2015 lalu dia memutuskan untuk bergabung ke Go-Jek sebagai mitra driver. Dia pun menyebut keputusan itu merupakan titik balik dalam hidupnya hingga menjadi lebih baik.

Sejak saat itu pula dia merasa menjadi kepala rumah tangga seutuhnya. Dia mampu memberikan penghidupan yang cukup dan layak kepada istri dan tiga anaknya. Dapurnya bisa terus ngebul, pendidikan anaknya pun jalan terus.
“Setelah tujuh bulan bergabung pun akhirnya bisa beli motor sendiri secara tunai, meski motor second (bekas),” ujar Herdiansyah.

Kehidupannya di rumah pun kembali sejuk dan harmonis. Istri dan anaknya pun selalu menunggu kepulangan Herdiansyah setiap hari, dan hampir tak pernah lagi mereka bertengkar seperti dulu. “Karena itu akhirnya saya putuskan untuk benar-benar pensiun jadi preman,” kata dia sambil tersenyum.

Herdiansyah pun mengaku bangga bisa menjadi mitra driver Go-JeK. Sebab setelah bekerja sebagai driver Go-JeK, dia tak pernah lagi melalaikan kewajibannya menafkahi keluarga. “Saya jadi bisa pulang dengan rasa bangga,” tandasnya. (Okz)

Halaman :

Berita Lainnya

Index