Inilah Pelaku yang Sering Telepon 'Putra Bapak Mengalami Kecelakaan'

Inilah Pelaku yang Sering Telepon 'Putra Bapak Mengalami Kecelakaan'

BATU - Kinerja Polres Kota Batu ini patut diacungi jempol. Karena dalam mengungkap sindikat penipuan dengan modus memberi kabar bohong melalui sambungan telepon, mengerahkan jajarannya hingga ke Jakarta. 

Hasilnya, lima kawanan pelaku kejahatan model baru asal Sidrap, Sidenreng Ra ppang, Sulawesi Selatan itu, dibekuk di dua tempat berbeda, pada Kamis (16/3) dan Sabtu (18/3) pekan lalu. 

Kali pertama petugas Satreskrim Polres Batu membekuk empat pelaku di sebuah rumah kontrakan di Kampung Lio Nomor 7, Citayam, Kota Depok, Jawa Barat. Antara lain, Indra Wiradana alias Anda, 26; Andi Sanusi, 29; Heri, 34; dan Asnur Alias Janggo, 38. Kemudian, dalam penangkapan berikutnya, polisimembe kuk pimpinan komplotan Jamal alias Am (Amurai), 38, di rumah kos Kelurahan Tangki, Ke camatan Tamansari, Jakarta Barat, pada Sabtu (18/3).

Sejumlah barang bukti diamankan. Di antaranya, flashdisk, dua unit stempel, buku rekening, satu unit laptop, puluhan SIM card, dan 6 unit telepon genggam. Mereka dijerat pasal 28 (1) atau pasal 29 juncto 45 huruf a atau huruf b Undang-Undang RI Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas UU RI Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Mereka diancam hukuman maksimal 6 tahun penjara dan denda paling banyak Rp 2 miliar. Mereka ditangkap setelah melakukan percobaan penipuan terhadap wali murid SD Katolik Sang Timur, Kota Batu, sebanyak dua kali. Aksi pertama dilakukan pada 8 Febuari dan dilanjutkan pada 6 Maret 2017. 

"Mereka punya peran berbeda dan sudah terlatih,” kata Kapolres Batu AKBP Leonardus H. Simarmata Permata, saat gelar perkara di Polres Batu, Senin (20/3).



Alumnus Akpol 1997 ini menjelaskan, dalam men jalankan aksi, mereka membagi sejum lah peran. Di antaranya seba gai dokter, petugas apotek atau perawat, guru, hingga satpam sekolah. Bertugas men jadi dokter diperankan oleh ter sangka Hari; petugas medis, Andi Sanusi; guru, Indra Wiradana; se dangkan satpam sekolah, Asnur. 

"Mulanya mereka menelepon wali murid dan mengabarkan bahwa anaknya kena musibah kecelakaan di kamar mandi dan menga lami gegar otak,” ujar Leonardus.

Setelahnya, pelaku meminta korban untuk transfer sejumlah uang dengan dalih untuk biaya penanganan medis. Dalam menjalankan aksi itu, telah dipersiapkan secara matang. Apalagi, aksi ini didukung dengan data lengkap mulai nama siswa, wali murid, beserta nomor telepon. Data itu diperoleh tersangka Jamal dengan menyaru sebagai kepala Dinas Pendidikan Kota Batu.

Jamal membuat surat dengan kop surat Dinas Pendidikan Ko ta Batu, perihal: surat edaran pemutakhiran data. Dilampirkan juga formulir pengisian data siswa dan wali murid. Dari kejadian itu, pihaknya melakukan penyelidikan secara serius dengan melacak nomor telepon yang digunakan oleh pelaku. Dari penyelidikan tersebut, keberadaan pelaku diketahui.

Hingga akhirnya, polisi menyiapkan penggerebekan. Sementara itu, tersangka Jamal menyatakan, komplotannya meminta transfer uang kepada korban dengan jumlah beragam. Biasanya berkisar Rp 3 juta–Rp 7 juta. Kegiatan ini dilakukan sejak 2015 lalu.

"Setiap ada yang transfer, hasilnya langsung dibagi. Saya dapat 20 persen,” terang Jamal.(Jpg)

Halaman :

Berita Lainnya

Index