Membandingkan Saat Mobil Presiden Jokowi & Bung Karno Mogok

Membandingkan Saat Mobil Presiden Jokowi & Bung Karno Mogok

Mobil Kepresidenan Presiden Joko Widodo mogok saat Presiden tengah melakukan kunjungan kerja ke Kalimantan Barat. Mobil bermerek Mercedes Benz dengan tipe S600 Guard itu mengalami kendala pada pengaturan gas.

Akibat mogoknya mobil kepresidenan itu, Presiden Joko Widodo saat itu yang didampingi Ibu Negara, Iriana harus pindah ke mobil Toyota Alphard. Mobil Alphard memang sengaja disediakan sebagai mobil cadangan.

Pihak Istana menyebut mobil kepresidenan mogok karena sudah berumur di atas 10 tahun. Sampai saat ini Jokowi enggan mengganti mobil dengan yang baru.

Mogoknya mobil kepresidenan ini akhirnya juga ramai sampai menyeret Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono. Dia disebut belum mengembalikan mobil dinas kepresidenan. Sejumlah politikus Demokrat pun sempat kesal mogoknya mobil kepresidenan ini sampai membawa-bawa SBY.

SBY akhirnya mengembalikan mobil Kepresidenan yang masih berada di tangannya, Rabu (22/3).

Soal mobil kepresidenan mogok ini bukan pertama kali. Ada kisah unik saat Presiden Soekarno mogok di Cipanas, Bogor.

Kisah ini terjadi tahun 1950an. Saat itu Presiden Soekarno baru menghadiri acara di Istana Bogor. Kendaraan melaju ke arah Cipanas, Bogor.

Saat itu tak ada protokoler atau pengawalan macam-macam. Cuma ada empat orang di mobil kepresidenan. Di depan sebelah sopir, duduk Pringgodigdo, menteri kehakiman saat itu.

Sementara di belakang ada Bung Karno dan di sampingnya Panglima Teritorium III Siliwangi Kolonel Alex Kawilarang.

"Waktu itu mobil presiden sama sekali tidak mendapat pengawalan. Malahan boleh dikatakan bebas saja. Kami berempat dalam mobil," kata Kolonel Kawilarang dalam biografinya yang ditulis Ramadhan KH.

Di turunan Ciloto, dekat jembatan, mobil presiden tergelincir dan hampir menabrak tanggul. Mobil itu kemudian mogok. Tiga pejabat negara itu keluar dari mobil dan berdiri di pinggir jalan.

"Tak terjadi apa-apa, cuma ganjil saja rasanya jika dikenang sekarang. Waktu itu Presiden kita begitu bebas, sampai-sampai bebas pula kalau mobilnya mengalami mogok seperti itu," kata Kawilarang.

Cuek saja Bung Karno mengobrol di pinggir jalan. Antara lain yang dibahas soal Holiday on Ice yang baru saja digelar di lapangan Ikada yang saat ini dikenal sebagai lapangan Monas.

Bung Karno pun membahas soal pemain Persib Bandung bernama Rukma yang membobol gawang kesebelasan Rusia.

Setelah mobil bisa digunakan, ketiganya naik kembali dan melanjutkan perjalanan. Selesai, begitu saja. Tak ada yang dibesar-besarkan. Untung juga tak ada insiden apa-apa, mengingat kawasan Puncak dan sekitarnya saat itu dikenal sebagai basis pemberontak DI/TII.

Kawilarang mengaku kagum pada Bung Karno dalam banyak hal. Terutama semangatnya menyatukan Satu Bangsa dan Satu Bahasa Indonesia.

"Setelah Bung Karno meninggal untuknya masih berlaku ungkapan 'walau bintang sudah tiada, tetapi cahayanya masih tetap gemerlapan," kata Kawilarang mengutip Ernst Krauss di buku Anna Pavlova. (mdk)

Halaman :

Berita Lainnya

Index