Bikini Wajah, Tren Aneh yang Heboh di China

Rabu, 09 Agustus 2017 | 03:01:57 WIB
Seorang wanita menggunakan Face-kini di China.

Fesyen terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Namun sayangnya, makin ke sini, kreativitas dalam menciptakan fesyen semakin unik dan aneh.

Dan salah satu tren yang dianggap aneh dan sedang heboh di China adalah bikini wajah. Dengan nama face-kini, item fesyen ini disebut sebagai tren pakaian renang paling menakutkan di China.

 

 

??????????? ????? #??????? #?? #facekini

Sebuah kiriman dibagikan oleh 988???? (@988) pada Jun 28, 2017 pada 3:25 PDT

 

 

Dikutip dari News, Senin, 7 Agustus 2017, face-kini yang tampak aneh sebagai salah satu aksesori atau pelengkap pakaian renang ini menawarkan perlindungan wajah secara penuh dari sengatan sinar matahari dan sengatan ubur-ubur.

Bila Anda lupa atau lelah memakai tabir surya,face-kini dapat menjadi solusi dengan memberikan manfaat yang sama. Item fesyen ini yang menyerupai topeng ini diklaim nyaman digunakan karena dibuat dari bahan nilon.

Dan face-kini sedang populer di antara wanita di Negara Tirai Bambu tersebut lantaran warna kulit di China dapat mencerminkan status sosial dan ekonomi. Kulit lebih putih dianggap mewakili kesehatan dan kecantikan.

Produk ini dibuat oleh mantan akuntan bernama Zhang Shifan pada awal tahun 2000-an. Dan produk ini berhasil terjual hingga lebih dari 30 ribu pada akhir tahun lalu.

 

 

Anyone seen a camo #facekini , I want to look like an operator at the beach • • • #wtf #beachwear

Sebuah kiriman dibagikan oleh ///Lucas (@loogierules) pada Agu 2, 2017 pada 7:28 PDT

 

 

Face-kini diciptakan dalam berbagai gaya, warna dan motif dengan harga mulai Rp240 ribu-Rp266 ribu.Dan yang menjadi favorit adalah Rainbow Leopard, Blue Rock & Roll dengan harga sekitar Rp266 ribu.  

Face-kini diklaim dapat melindungi wajah, kepala dan leher dari paparan sinar ultraviolet A dan B, sehingga tidak memerlukan krim, losion atau minyak untuk melindungi kulit Anda. Produk ini juga telah melalui uji kualitas dan efektivitas di laboratorium.

 

Sumber: viva.co.id

Terkini