HARIANRIAU.CO - Mengoperasikan lapangan tua di blok Japura, Pertamina EP Asset 1 Lirik Field tegaskan komitmen untuk berinovasi dan berkarya melalui program pemberdayaan dan kepedulian terhadap lingkungan di kawasan CSR Terpadu Pertamina – Wisata Alam Lirik.
Menyandang predikat sebagai lapangan tua (brown field), Pertamina EP Asset 1 Lirik Field masih mampu memproduksikan minyak mentah mencapai 1.882 bopd atau 101,1 persen dari target produksi minyak mentah nasional.
Capaian ini tentunya tidak terlepas dari komitmen manajemen hingga lini operasional perusahaan yang terus memegang konsistensi dalam kehandalan operasi maupun kesehatan dan keselamatan kerja.
Selain fokus perusahaan dalam bidang operasional, Pertamina EP Asset 1 Lirik Field ternyata mempunyai strategi jitu dalam melihat ketersediaan sumber daya alam yang mereka hasilkan.
Manajemen menyadari bahwa tidak selamanya perusahaan migas dapat beroperasi di suatu wilayah, karena komoditas yang diproduksikan merupakan salah satu sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable resourches) sehingga perlu adanya warisan yang bersifat berkelanjutan baik itu kepada masyarakat maupun lingkungan sekitar.
“Minyak bumi yang kami produksikan suatu saat bisa saja habis atau menjadi tidak ekonomis untuk diproduksi, dan kami tidak mau masyarakat sekitar lantas kehilangan arah ketika perusahaan tidak ada lagi disini. Perlu adanya program berkelanjutan yang mampu menciptakan kemandirian.” tutur Tedjo Sumantri, Lirik Field Manager.
Tedjo menambahkan bahwa program-program pemberdayaan dilaksanakan guna mewujudkan kemandirian masyarakat berpegang pada 4 pilar yakni pemberdayaan masyarakat (empowerment), peningkatan kapasitas (capacity building), infrastruktur, dan partisipasi (charity) dimana empowerment merupakan pilar terkuat yang harus dibangun.
Bentuk nyata salah satu program berkelanjutan dari perusahaan sudah dirintis sejak 2013 silam melalui penetapan Kawasan CSR Terpadu – Wisata Alam Lirik yang berada di Kecamatan Lirik, Kabupaten Indragiri Hulu. Berbagai unit usaha dikembangkan oleh kelompok masyarakat sebagai salah satu sumber pendapatan dan juga edukasi bagi pengunjung, antara lain melalui program budidaya ikan air tawar, pelestarian tanaman langka, serta sarana edukasi bagi anak-anak.
Puncaknya, Wisata Alam Lirik berhasil mendapatkan rekomendasi dari Kementerian Pariwisata mengenai pengembangan kawasan CSR terpadu dimana merupakan terobosan pertama yang dilakukan Pertamina dengan konsep integrasi edukasi dan pelestarian Lingkungan dengan pengembangan ekonomi masyarakat .
Disamping itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bekerjasama dengan The La Tofi School of CSR dalam kategori pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat juga mengapresiasi program-program Pertamina EP Asset 1 Lirik Field ini dalam penganugerahan Indonesian Green Awards antara lain sebagai pelopor pencegahan polusi (kampanye adaptasi perubahan iklim melalui penanaman pohon penyerap CO2 di Wisata Alam Lirik), pengembang energi baru dan terbarukan (pemanfaatan limbah ternak di kawasan CSR Terpadu Pertamina EP Lirik), dan pengolah Sampah Terpadu (edukasi & pemanfaatan sampah di Rumah Kompos Hemat Energi dan Ramah Lingkungan).
“Selaku perusahaan yang membina Kawasan CSR Pertamina Terpadu ini, manajemen Pertamina EP Asset 1 Lirik Field merasa bangga dan mendukung penuh semangat kelompok-kelompok usaha di dalamnya untuk dapat menjadikan Lirik sebagai salah satu pionir kecamatan yang mandiri. Semoga program ini dapat memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat dan bisa mandiri ke depannya,’’ kata Tedjo.
Ditemui secara terpisah, Dicky Ariffandi selaku Ketua Koperasi Wisata Alam Lirik menyampaikan harapan ke depan, agar program ini nantinya mampu memiliki daya saing, berkembang dan bermanfaat bagi kelompok khususnya dan masyarakat Lirik secara luas. “Kami berharap Pertamina EP Asset 1 Lirik Field terus mendorong kelompok untuk mengembangkan rantai bisnis yang berkelanjutan dari program-program yang ada disini," kata Dicky. (MCR)