HARIANRIAU.CO - Ekspor cangkang sawit memiliki prospek yang besar karena mampu meningkatkan neraca perdagangan Indonesia. Hal itu terungkap saat PT Sinergi Kharisma Yuda (SKY) menggelar kegiatan syukuran atas pencapaian terbaru untuk mengekspor cangkang sawit yang keempat kalinya beberapa waktu lalu di Pelabuhan Tanjung Buton, Riau.
Dalam kesempatan tersebut juga dilaksanakan kesepakatan antara PT Sinergi Kharisma Yuda dan PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V) untuk perihal kebutuhan raw material untuk project demo plant Black Pellet di Tanjung Buton.
Presiden Direktur PT SKY, Yoshiyuki Kawamura mengatakan saat dirinya pertama kali mengunjungi Buton, dia memiliki cita-cita untuk membuat bisnis cangkang sawit dan ingin sukses di bidang ini. Kemudian sejak satu setengah tahun lalu pada awal tahun 2021, dia pun berhasil memulai bisnis ini dan membangun stockpile di Tanjung Buton.
“Sebelumnya kami telah mengekspor tiga kali ke Jepang dan beberapa negara lainnya, di mana kami memiliki berbagai pengalaman, pengetahuan dan keberhasilan sekaligus kegagalan. Dan sekarang, kami akan mengekspor untuk keempat kalinya sehingga PT SKY telah mengekspor sedikitnya 44 ribu MT cangkang sawit dalam empat kali pengapalan,” ujar Yoshiyuki Kawamura melalui keterangan, Senin (20/6/2022).
Permintaan ekspor cangkang sawit telah meningkat secara dramatis dibandingkan dengan beberapa tahun lalu, dan harganya juga semakin meningkat. Untuk itu, industri ekspor cangkang sawit ini memiliki prospek yang besar bagi Indonesia karena mampu meningkatkan neraca perdagangan Indonesia.
Lebih lanjut, Presdir Yoshiyuki menjelaskan bahwa cangkang sawit merupakan alternatif energi atau bahan bakar baru yang sudah diakui oleh dunia untuk menggantikan batu bara di tengah kebutuhan dekarbonisasi dan pengurangan emisi .
“Dalam masyarakat modern saat ini, semua aktivitas sangat bergantung pada energi. Di sisi lain, negara-negara di seluruh dunia mendukung keberlanjutan lingkungan global. Tujuan kami ialah ikut menjaga lingkungan global dengan mengurangi bahan bakar fosil seperti minyak dan batu bara. Karena itulah kami berfokus pada cangkang sawit, yang mana merupakan bahan bakar biomassa sehingga kami bisa secara siginifikan mengurangi emisi karbon,” tuturnya.
PT Sinergi Kharisma Yuda (SKY) sendiri adalah perusahaan joint venture (JV) 2 perusahaan, yaitu Hayashiroku Co Ltd (Osaka, Jepang) dengan The Sakura Green Ltd (Osaka, Jepang). Kedua perusahaan ini bersepakat untuk pengolahan dan ekspor cangkang sawit untuk memasok kebutuhan pembangkit listrik tenaga biomassa dan industri di Jepang.
Wakil Presiden Yamashina Masami sebagai perwakilan Hayashiroku Co.,Ltd menyatakan banyak pembangkit listrik biomassa yang akan dimulai dalam 10 tahun ke depan dan akan terus meningkat di Jepang.
"Kami bertujuan untuk berinvestasi jangka panjang di Buton dan mengekspor cangkang sawit ke Jepang untuk waktu yang lama. Diharapkan agar hubungan kedua negara (Jepang dan Indonesia) berkembang secara signifikan di bawah hubungan saling percaya," kata Yamashina Masami.
Saat ini, PT SKY sedang mengembangkan project terbarunya berupa Black Pellet, sebuah energi baru yang juga merupakan bahan bakar biomassa untuk generasi selanjutnya dan berpotensi tumbuh menjadi industri seperti cangkang sawit.
“Black Pellet yang kami kembangkan menggunakan material yang belum terindustrialisasi di Indonesia saat ini. Kami akan melakukan eksperimen pembuatan Black Pellet kami di Buton, membangun Demo Plant, dan menarik orang-orang dari seluruh dunia dalam waktu dekat,” ungkap Yoshiyuki.