Harga TBS Sawit Terjun Bebas, Perawatan Kebun Sawit Harus Tetap Dilakukan

Senin, 27 Juni 2022 | 08:28:55 WIB
Ilustrasi

HARIANRIAU.CO - Harga tandan buah segar (TBS) di berbagai sentra perkebunan sawit di Indonesia anjlok luar biasa. 

Petani sawit di sejumlah daerah dikabarkan tak lagi bersemangat memanen atau pun merawat kebun sawit mereka. 

Sebab, pemasukan mereka dari penjualan TBS tidak sebanding denganbiaya perawatan kebun sawit.

Namun sikap berputus asa itu tidak berlaku bagi Armefri K, petani sawit asal Desa Mekar Jaya, Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelelawan, Provinsi Riau.

"Memang tragis sekali harga TBS sawit saat ini. Tapi saya tetap usahakan perawatan kebun sawit saya," kata pria berusia 52 tahun ini, Sabtu (25/6/2022).

Ia membuktikan hal itu. Dalam sebulan terakhir ia membeli belasan karung pupuk KCL. Perawatan dilakukan berdekatan dengan waktu pemanenan atau seusai dia menjual TBS ke pabrik kelapa sawit (PKS).

 

Dengan jumlah kebun sekitar delapan hektar, Armefri harus mengeluarkan sekitar Rp 20.600.000 untuk pembelian sekaligus biaya pengantaran pupuk KCL tersebut ke kebun sawit miliknya.

"Boleh saya katakan hasil penjualan TBS sawit aya tak ada yang bisa saya nikmati. Apalagi potongan wajib atas TBS sawit petani juga sangat tinggi di PKS maupun RAM, di atas 3 persen sehingga hasil penjualan tidak maksimal," kata Armefri seperti dimuat infosawit.

Namun ia tidak berpikir panjang untuk menggunakan hasil penjualan TBS sawit itu untuk biaya perawatan kebun sawitnya. Ia sangat yakin kalau badai anjloknya harga TBS sawit ini tidak akan berlangsung dalam waktu yang lama.

Kata Armefri, kalau kebun sawit tidak dirawat maka efeknya akan dirasakan di kemudian hari. 

"Nah, saat di kemudian hari harga TBS sudah membaik, giliran kebun sawit yang tak bisa memberikan hasil yang baik karena sempat tak dirawat dengan baik," tegas Armefri.

Tags

Terkini