Upaya Penanganan Stunting di Kelurahan Concong Tengah: Fokus pada 1000 Hari Pertama Kehidupan

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 18:25:44 WIB

HARIANRIAU.CO - Stunting, masalah kekurangan gizi kronis yang mengganggu pertumbuhan anak, menjadi tantangan serius bagi kesehatan masyarakat di Indonesia, terutama di Kabupaten Indragiri Hilir. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Indragiri Hilir, Rahmi Indrasuri, SKM, MKL, penanganan stunting memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan berbagai sektor. Ia menegaskan pentingnya perhatian pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sebagai periode krusial dalam perkembangan anak.

Stunting disebabkan oleh beragam faktor, mulai dari asupan gizi yang tidak memadai selama kehamilan dan masa balita, kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan dan gizi, hingga akses yang terbatas terhadap layanan kesehatan dan makanan bergizi. Rahmi Indrasuri menjelaskan bahwa lingkungan yang tidak sehat, seperti kurangnya akses terhadap air bersih dan sanitasi, juga turut berkontribusi terhadap meningkatnya angka stunting.

“Dampak stunting tidak hanya terlihat pada pertumbuhan fisik, tetapi juga memengaruhi kemampuan kognitif anak yang akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia di masa depan,” ungkap Rahmi. Dengan Indonesia menempati peringkat kelima di dunia dalam kasus stunting, kebutuhan untuk segera mengambil tindakan preventif menjadi semakin mendesak.

Di Kelurahan Concong Tengah, sebagai salah satu lokus stunting yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah, terdapat fluktuasi angka stunting yang mencolok. Pada tahun 2022, tidak terdapat kasus stunting di kelurahan ini, namun pada tahun 2023 tercatat 5 balita terindikasi stunting, dan angka yang sama juga dilaporkan pada tahun 2024.

Dalam upaya mengatasi masalah ini, Pemerintah Daerah Kabupaten Indragiri Hilir telah melaksanakan Rembuk Stunting dan menetapkan 26 lokasi untuk intervensi spesifik. Salah satu strategi utama yang diterapkan adalah pemberian tablet tambah darah bagi ibu hamil, serta penyuluhan terkait pentingnya asupan gizi yang memadai bagi ibu dan anak.

Rahmi menambahkan bahwa beberapa faktor determinan yang mempengaruhi stunting mencakup asupan makanan yang tidak memadai, pemberian ASI eksklusif, dan kondisi lingkungan. “Ibu yang mengalami kurang gizi selama kehamilan dan menyusui, serta memiliki pengetahuan yang minim tentang kesehatan, berisiko tinggi melahirkan anak dengan stunting,” jelasnya.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan angka stunting di wilayah tersebut. Dinas Kesehatan berkomitmen untuk memberikan asuhan gizi pada balita stunting, melakukan pengukuran pertumbuhan setiap bulan, serta memberikan edukasi kepada orang tua mengenai pentingnya kebersihan lingkungan dan kesehatan anak.

Melalui langkah-langkah strategis ini, Dinas Kesehatan Indragiri Hilir berharap dapat menurunkan angka stunting di Kelurahan Concong Tengah dan meningkatkan kualitas kehidupan anak-anak di daerah tersebut, dengan harapan bahwa generasi mendatang akan lebih sehat dan berdaya saing. (Adv)

Tags

Terkini