HARIANRIAU.CO - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir, Rahmi Indrasuri, SKM, M.KL Pemeriksaan rutin ibu hamil, atau yang dikenal dengan Antenatal Care (ANC), merupakan aspek krusial dalam memastikan kesehatan ibu dan janin selama masa kehamilan.
Di Indonesia, pentingnya ANC telah ditekankan oleh Kementerian Kesehatan, terutama sebagai upaya untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), yang masih relatif tinggi dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk memantau kondisi kesehatan ibu, pertumbuhan janin, serta mendeteksi dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan. Menurut rekomendasi, pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan minimal enam kali selama kehamilan, yang terbagi menjadi satu kali pada trimester pertama, dua kali pada trimester kedua, dan tiga kali pada trimester ketiga.
Selama pemeriksaan ANC, tenaga kesehatan akan melakukan berbagai penilaian, termasuk penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, pengecekan tekanan darah, dan penilaian status gizi ibu hamil. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pada pertumbuhan janin, serta faktor risiko yang dapat mempersulit proses persalinan, seperti Cephalopelvic Disproportion (CPD) pada ibu dengan tinggi badan kurang dari 145 cm.
Pengukuran tekanan darah penting untuk mendeteksi risiko preeklamsia, yang dapat berbahaya bagi ibu dan janin jika tidak ditangani dengan tepat.
Pelayanan ANC di Indonesia mengikuti standar yang dikenal dengan "10 T", yang mencakup penimbangan berat badan, pengukuran tekanan darah, dan penentuan nilai status gizi melalui pengukuran lingkar lengan atas, antara lain. Selain itu, pemeriksaan ini juga bertujuan untuk mempersiapkan ibu menghadapi proses persalinan, masa nifas, dan pemberian ASI eksklusif, serta memastikan kesehatan alat reproduksi kembali secara alami dan bertahap setelah melahirkan. Dengan demikian, ANC tidak hanya fokus pada masa kehamilan, tetapi juga pada periode postpartum, yang penting untuk mencegah kondisi seperti baby blues dan depresi postpartum.
Pentingnya ANC juga terletak pada kemampuannya untuk memberikan edukasi kepada ibu hamil mengenai praktik-praktik kesehatan yang baik selama kehamilan, serta mempersiapkan perubahan peran sebagai ibu dan kesiapan keluarga dalam mengasuh anak. Dengan demikian, ANC merupakan langkah proaktif yang tidak hanya meningkatkan peluang kesehatan ibu dan bayi, tetapi juga memperkuat sistem dukungan keluarga untuk tumbuh kembang anak yang optimal.
Oleh karena itu, partisipasi aktif ibu hamil dalam menjalani pemeriksaan rutin sangat dianjurkan, sebagai bagian dari tanggung jawab bersama antara individu dan sistem kesehatan untuk mencapai hasil kehamilan yang sehat dan aman. (Adv/Dinkes)