Membaca Kepribadian Seseorang dari Caranya Berjabat Tangan

Membaca Kepribadian Seseorang dari Caranya Berjabat Tangan
Ilustrasi

Berjabat tangan telah menjadi perilaku yang jamak. Jabat tangan bisa dilakukan dalam setiap momen pertemuan antara dua orang atau lebih.

Dalam momen yang sifatnya formal seperti Hari Raya Idul Fitri, misalnya, momen bermaaf-maafan disimbolkan dengan berjabat tangan.

Jabat tangan juga dilakukan dalam momen-momen untuk memelihara kekerabatan dan silaturrahmi. Ungkapan “selamat” juga kerap diwujudkan dengan berjabat tangan.

 
Ada juga saat-saat di mana dua orang sahabat atau karib kerabat bertemu dalam titik ruang dan waktu yang sama.

Mereka saling berpandangan, kemudian mengulurkan tangannya, saling jabat dan berpelukan.

Ada beragam ekspresi dan cara orang berjabat tangan di situ. Sesungguhnya, cara seseorang berjabat tangan, bisa mengungkapkan kepribadiannya.

Jika ia melakukannya dengan hangat dan bersemangat, segera tampak bahwa seluruh hatinya ikut mengiringinya.

Seolah-olah ia mau berkata: “Aku bersimpati padamu, kawan. Hari ini aku amat senang karena bertemu denganmu”. Ungkapan perasaan tulus seperti ini, tentu saja membawa pengaruh positif.

Namun nyatanya, kita banyak menemui orang-orang yang tidak mau berurusan dengan perkara jabat tangan ini.

Seringkali penyebabnya karena ketidaktahuan yang bersangkutan akan nilai-nilai yang terkandung dalam berjabat tangan. Macam-macam kejadian lucu atau konyol kadang terjadi waktu berjabat tangan.


Lihat, misalnya, seseorang berbadan kekar dan berotot yang menggenggam sedemikian rupa tangan orang yang diajaknya bersalaman.

Orang yang diajak bersalaman pun meringis kesakitan. Atau orang yang canggung dan ragu-ragu dan maju mundur dalam mengulurkan tangannya.

Atau seorang teman putri kita yang grogi, dan hanya mau menempelkan telapak tangannya setengah detik saja.

Tak jarang juga, orang-orang formal yang obral jabatan baik perlu maupun tidak perlu di mana saja.

Lalu, bagaimana sebenarnya jabat tangan yang ideal itu?

Beberapa uraian berikut mungkin bisa membantu:

1. Genggam tangannya dengan erat, tapi jangan seperti mau meremukkan tangan orang yang tak bersalah.

2. Lepaskanlah tangan Anda ke dalam genggamannya tanpa enggan dan kaku. Relakan ia menyentuh seluruh permukaan telapak tangan Anda.

3. Tunjukkanlah semangat dan ketulusan hati Anda sewajarnya, tapi jangan keterlaluan seolah-olah Anda ingin meninggalkan kesan yang hebat.

4. Jangan pula mengiringinya dengan sikap resmi yang dingin, tapi usahakanlah menunjukkan garis-garis wajah yang menyenangkan, pandang mata yang tetap, dan sikap keseluruhan yang enak.


5. Lakukan jabat tangan itu pada saat-saat yang tepat. Jangan diobral seenaknya saban waktu.

6. Ketika menarik tangan kembali, lakukanlah itu dengan tidak tergesa-gesa, tapi pelan-pelan saja, seolah-olah Anda merasa bahwa jabat tangan dan orang yang Anda ajak itu adalah hal yang penting.

Jabat tangan merupakan salah satu langkah menunjukkan niat baik kita. Terutama, yang dilakukan dengan penuh ketulusan.

Itikad baik, penghargaan, perasaan suka, semua tersalur dalam gerakan tangan kita saat berjabat tangan. (Hidup bersama Orang Lain). (trb)

Halaman :

Berita Lainnya

Index